Sulawesinetwork.com - Pergerakan politik menarik terjadi di dua partai besar, Gerindra dan PDIP, yang secara berdekatan mengumumkan pergantian posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen).
Gerindra menunjuk Sugiono sebagai Sekjen baru, menggantikan Ahmad Muzani. Sementara itu, PDIP meniadakan nama Hasto Kristiyanto dan menunjuk Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk merangkap jabatan Sekjen.
Pergantian ini menuai sorotan, terutama setelah Hasto Kristiyanto baru saja mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto atas kasus korupsi yang menjeratnya.
Baca Juga: Gubernur Sulawesi Tenggara: Pencegahan Korupsi Tanggung Jawab Kolektif
Pengamat politik menilai keputusan kedua partai memiliki strategi politiknya masing-masing.
Gerindra Lakukan Penyegaran Struktural
Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, pergantian Sekjen Gerindra adalah langkah penyegaran struktural.
Dengan menunjuk Sugiono yang berusia lebih muda, Gerindra ingin memiliki pemimpin yang lebih lincah dan luwes dalam mengelola partai.
Jamiluddin menilai penunjukan Sugiono juga didasari oleh faktor kepercayaan. Sebagai "anak ideologis" Prabowo, Sugiono diharapkan bisa menjalankan roda organisasi partai secara penuh, terutama mengingat Prabowo kini sibuk mengurus negara sebagai Presiden RI.
"Dengan begitu, Prabowo dapat melaksanakan fungsi dan tugas presiden dengan sepenuh hati," kata Jamiluddin.
Baca Juga: Soal Pengibaran Bendera One Piece, Titiek Soeharto: Masalah Ecek-ecek, Jangan Ditanggapi
PDIP Hindari 'Penumpang Gelap'
Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago melihat belum ditetapkannya Sekjen baru di PDIP sebagai langkah strategis Megawati untuk menghindari "penumpang gelap" di lingkaran internal partai.