Sulawesinetwork.com - Kabar baik menghampiri sektor pertanian Indonesia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan nada penuh keyakinan memastikan bahwa produksi padi nasional akan meroket di tahun 2025.
Komitmen ini ditegaskan dalam rapat evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT), optimasi lahan (oplah), serta program cetak sawah rakyat (CSR) dan padi gogo yang digelar di Jakarta, Rabu (9/4/2025). Bahkan, pengawasan harian kini menjadi kunci untuk memastikan target swasembada pangan tercapai.
"Alhamdulillah, capaian bulan Maret melonjak fantastis dari 900-an ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya! Ini capaian SUPER, tapi kita pantang lengah!," seru Amran dengan semangat membara.
Ia menekankan bahwa evaluasi harian LTT adalah harga mati demi mewujudkan kedaulatan pangan. "Kalau mau pangan terpenuhi, harus evaluasi harian, bukan bulanan!" tegasnya.
Mentan menargetkan LTT minimal 1,6 juta hektare dan memberikan ultimatum tegas kepada para penanggung jawab di lapangan. "Kalau target tidak tercapai, KAMU yang jadi target!" katanya, mengisyaratkan konsekuensi jabatan bagi mereka yang gagal.
Kabar baik lainnya adalah lonjakan serapan gabah oleh Bulog yang mencapai 2.000 persen! Data dari BPS juga menunjukkan bahwa produksi padi saat ini adalah yang TERBAIK dalam tujuh tahun terakhir.
Baca Juga: Terungkap! Pertemuan Prabowo-Megawati Bukan 'Kucing-kucingan', Dasco Ungkap Fakta Sebenarnya
Tak hanya itu, Mentan juga menggeber pemberantasan mafia pangan, dengan lebih dari 20 tersangka telah diamankan.
"Presiden memerintahkan untuk berantas korupsi dan mafia! Kami bekerja untuk rakyat, berpihak pada rakyat kecil tanpa membedakan suku dan agama, demi tegaknya merah putih di sektor pangan!" pekik Amran dengan lantang.
Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap pertanian sangat BESAR.
"Saya dan Pak Menteri sering mendapat telepon dari Presiden. Memang sektor pangan dan pertanian ini saling berkaitan erat. Beliau sangat concern terhadap ketahanan pangan kita, ketersediaan pangan bagi rakyat kita, bukan hanya beras tapi yang lain-lainnya juga," ungkap Sudaryono.