Mas Dar, sapaan akrabnya, juga menekankan vitalnya LTT sebagai penentu utama hasil panen. Keberhasilannya bergantung pada bibit unggul, pupuk yang cukup, dan irigasi yang lancar.
"Makanya acara hari ini dipimpin Pak Menteri untuk memastikan Luas Tambah Tanam, karena begitu nanam banyak, maka insya Allah panennya pun akan banyak," jelasnya.
Kabar lebih membahagiakan datang dari kesejahteraan petani. Harga gabah di tingkat petani kini meroket signifikan, dari Rp 5.000-Rp 5.500 per kilogram menjadi di atas Rp 6.500!.
"Ini tentu membuat petani bahagia," ujar Mas Dar. Pemerintah pun terus memantau harga gabah harian di seluruh kabupaten, dengan rata-rata nasional saat ini berkisar Rp 6.520 hingga Rp 6.530 per kilogram.
Mentan menegaskan bahwa evaluasi rutin dan intensif akan terus dilakukan. Setiap penurunan produksi akan ditindak tegas dengan memanggil penanggung jawab program di daerah. "Ini tentang kerja nyata, bukan sekadar omon-omon," tegasnya lagi.
Baca Juga: Gebrakan Prabowo di Sarasehan Ekonomi: Basmi Rente Impor, Bea Cukai Jangan Macam-Macam!
Dengan strategi tanam yang diperketat, pengawasan berlapis, dan dukungan penuh dari pusat, pemerintah sangat optimis bahwa produksi beras tahun 2025 akan melampaui capaian tahun lalu.
Bahkan, hasil evaluasi angka tetap (ATAP) menunjukkan kenaikan fantastis sebesar 60%! BPS juga mencatat produksi beras dalam 4 bulan terakhir mencapai 16,5 juta ton, TERJANTUNG dalam satu dekade terakhir. (*)