Sulawesinetwork.com - Bupati Indramayu, Lucky Hakim, akhirnya buka suara terkait polemik liburannya ke Jepang yang menuai sorotan, bahkan sampai ditegur oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi memang sempat membagikan ulang momen liburan Lucky Hakim yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @luckyhakimofficial, pada Minggu (6/4/2025).
Dalam unggahannya, Dedi Mulyadi menyayangkan keputusan Lucky berlibur ke Negeri Sakura di tengah momen libur Lebaran 2025, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan masyarakat Indramayu.
Baca Juga: Dasco: Maestro di Balik Layar Pertemuan Prabowo-Megawati yang Semakin Dekat
"Betul bahwa itu adalah hak pribadi, setiap orang boleh berlibur apalagi di hari libur dan cuti lebaran," tulis Dedi Mulyadi dalam unggahan di akun Instagramnya, @dedimulyadiofficial, pada Senin (7/4/2025), menyiratkan adanya ketidaktepatan waktu dalam liburan tersebut.
Menanggapi hal ini, Lucky Hakim memberikan klarifikasi bahwa rencana liburannya ke Jepang sebenarnya sudah jauh-jauh hari direncanakan, bahkan sejak tahun 2024.
Artis yang kini menjabat sebagai Bupati Indramayu ini menceritakan bahwa selama masa kampanye Pilkada 2024, dirinya nyaris tidak memiliki waktu di rumah dan sangat jarang berlibur bersama keluarga.
Baca Juga: Kader PAN Desak Regenerasi Kepemimpinan, Soroti Kegagalan Ashabul Kahfi
"Pas kampanye kan saya pergi terus setiap hari tanpa ada di rumah, nggak pernah sama anak, nggak pernah sama keluarga," ungkap Lucky usai memimpin apel pagi di Pendopo Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Selasa (8/4/2025).
"Nanti setelah terpilih, cuti terus pergi ke luar negeri," imbuhnya, menggambarkan kerinduannya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Lucky kemudian menjelaskan bahwa rencana perjalanan ke Jepang itu sebenarnya sudah disusun sejak Desember 2024.
Baca Juga: Airlangga Soroti Bursa Saham Bergejolak: IHSG Sempat Terkapar, Tapi Kini Bangkit!
Tiket pesawat pun sudah dibeli untuk tanggal 2 hingga 11 April. Namun, pengajuan izin cuti yang dia tempuh melalui sistem ternyata ditolak.
Hal ini disebabkan karena pengajuan sudah memasuki masa 14 hari kerja sebelum tanggal keberangkatan, dan Lucky mengaku keliru dalam memahami perhitungan hari kerja tersebut.