Sulawesinetwork.com - Bencana alam hidrometeorologi menerjang Kabupaten Bogor, bukan hanya Puncak yang dilanda banjir bandang pada Minggu (2/3/2025) malam, tetapi juga 28 desa di 16 kecamatan lain.
Hujan deras disertai angin kencang memicu longsor, banjir, dan kerusakan parah. Bupati Rudy Susmanto langsung turun tangan, memimpin upaya penanggulangan dan mengalokasikan anggaran darurat.
"Bencana ini tidak hanya terjadi di wilayah selatan (Puncak), tetapi juga di Citeureup, Gunung Putri, Bojonggede, Sukajaya, dan beberapa titik lainnya," ungkap Rudy kepada awak media, Senin (3/3/2025).
Baca Juga: Tragedi Puncak Carstensz! Fiersa Besari Ungkap Detik-detik Mencekam 2 Wanita Meninggal Dunia!
Meskipun wilayah selatan mengalami dampak terparah, Rudy menegaskan bahwa seluruh wilayah terdampak menjadi prioritas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat berbagai bencana, termasuk tanah longsor, banjir, orang hanyut, dan angin kencang.
Rudy segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menetapkan status kebencanaan. Langkah ini krusial untuk mempercepat penanganan dan pencairan anggaran.
"Hari ini kami rapat koordinasi dengan Kepala BNPB, dan segera kita tetapkan status bencana Kabupaten Bogor," jelas Rudy.
Status ini akan menentukan besaran anggaran belanja tak terduga yang akan dialokasikan untuk membantu korban dan memulihkan infrastruktur.
Rudy juga menyoroti pentingnya menghitung kerugian secara cermat. "Tentunya akan berpengaruh terhadap pembelanjaan tak terduga Kabupaten Bogor," katanya.
Selain itu, bantuan jembatan bailey dari Kodam Siliwangi menjadi kabar baik di tengah upaya penanggulangan.
Masyarakat Bogor kini menanti gerak cepat pemerintah dalam menangani bencana ini.