"Polri harus secepatnya memproses NM ini," tegasnya. "Ya menjelang tanggal 3 ini dia masih cuap-cuap terus di media. Cuap-cuap di sana sini, dia plesiran."
Sindiran pedas pun meluncur. Razman menganalogikan Nikita dengan "harimau terluka" yang masih mencoba melompat tinggi sebelum akhirnya tumbang. "Padahal saya melihat filosofi dulu, kalau ada harimau dia udah kena tembak kakinya, atau kena jerat, udah mulai lemas, biasanya loncatan terakhir itu tinggi banget, hati-hati itu, hati-hati kita, tapi setelah itu dia nggak gerak lagi," ujarnya.
"Tidak Ada Beking-beking": Pesan untuk Aparat Penegak Hukum
Baca Juga: Polres Bulukumba Gelar Kultum Ramadhan, Tingkatkan Iman dan Ketakwaan Personel
Razman juga menegaskan agar kepolisian tidak ragu dalam menangani kasus ini.
"Polri nggak usah ragu-ragu, proses aja, nggak ada beking-beking dia, nggak ada. Nggak ada beking-beking si NM," tegasnya, seolah ingin memastikan bahwa hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu.
Peran Razman Arif Nasution dalam kasus ini sangat menarik. Ia bukan sekadar pengacara yang memberikan prediksi, tetapi juga narator yang memberikan perspektif unik.
Baca Juga: Razia Balap Liar, Polsek Bulukumpa Amankan 82 Motor di Bulukumba
Dari rival, ia berubah menjadi peramal, bahkan mungkin pemberi peringatan.
Pernyataan Razman menimbulkan pertanyaan, apakah ini sekadar kebetulan, ataukah ada informasi yang ia miliki? Mengingat rekam jejaknya yang kontroversial, sulit untuk tidak berspekulasi.
Babak Baru "Sang Ratu Kontroversi"
Baca Juga: Cara Login Info GTK 2025 untuk Cek Tunjangan Sertifikasi Guru
Penahanan Nikita Mirzani menandai babak baru dalam hidupnya yang penuh kontroversi.
Publik menanti kelanjutan kasus ini, menantikan apakah ini akan menjadi titik balik bagi sang "Ratu Kontroversi".
Apakah ia akan belajar dari kesalahannya, ataukah akan kembali mengulang pola yang sama?