Sulawesinetwork.com – Jutaan pasang mata tertuju ke Tanah Suci, menanti puncak ibadah haji pada 5 Juni 2025.
Namun, di tengah semarak spiritual ini, ada kekhawatiran yang mencuat dari Kementerian Kesehatan.
Data terbaru dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menunjukkan bahwa masalah gangguan tulang dan sendi menjadi momok serius bagi jemaah calon haji, terutama mereka yang berusia lanjut.
Baca Juga: Horor di Kemayoran: Cemburu Berujung Siraman Air Keras
Hingga 29 Mei 2025, laporan KKHI mengungkapkan fakta mengejutkan, lebih dari 79% jemaah haji asal Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi terkait masalah muskuloskeletal.
Dari angka tersebut, kelompok lansia menjadi penyumbang terbesar.
"Kebanyakan jemaah mengalami cedera sistem muskuloskeletal berupa fraktur/patah, dislokasi, bahkan fraktur dislokasi," terang dr. Yudha Mathan Sakti, Penanggung Jawab Tim Visitasi RS Arab Saudi, Minggu (1/6/2025).
Ia menambahkan, "Jemaah lansia dengan kondisi yang rentan jatuh dan beberapa terdorong dari belakang saat turun dari bus maupun saat melakukan tawaf, sai, ataupun terpeleset di kamar mandi yang licin."
Dari 617 jemaah yang dirawat inap di rumah sakit Arab Saudi, 25 di antaranya menderita cedera pada sistem muskuloskeletal, mulai dari dislokasi, patah tulang, hingga fraktur dislokasi pada tangan dan kaki.
Selain itu, banyak juga jemaah yang mengalami nyeri sendi dan pembengkakan kaki, yang membutuhkan penanganan dari tenaga kesehatan haji kloter (TKHK).
Baca Juga: Proses Hukum Terus Berjalan untuk 16 Mahasiswa Trisakti Meski Telah Dipulangkan
Untuk mengantisipasi dan menangani masalah ini, dr. Yudha menyarankan agar jemaah segera mengistirahatkan diri dari aktivitas fisik berat jika mengalami cedera ringan, nyeri sendi, atau bengkak.
Mengompres area yang sakit dengan air dingin atau es juga bisa membantu.