Sulawesinetwork.com - Janji kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan tarif balasan atau resiprokal kini menjadi kenyataan.
Mulai hari ini, Rabu (9/4/2025), kebijakan yang mengguncang tatanan perdagangan global ini resmi diberlakukan, menyasar 185 negara dengan tarif impor yang signifikan, termasuk lonjakan tarif impor produk China ke AS hingga mencengangkan sebesar 104%!
Laporan dari Reuters mengonfirmasi bahwa kebijakan tarif "pembalasan" ini tidak pandang bulu.
Baca Juga: Kabar Gembira dari Sawah! Mentan Amran Yakin Panen Raya 2025 Melimpah Ruah
Indonesia pun turut merasakan dampaknya, dengan tarif impor produknya ke AS melonjak menjadi 32 persen dari tarif sebelumnya yang hanya 10 persen, efektif sejak Selasa (8/4/2025).
Langkah agresif Trump ini tentu saja memicu reaksi keras dari berbagai pihak, terutama China.
Rival dagang utama AS ini sebelumnya telah memperingatkan dan meminta Washington untuk mencabut kebijakan tarif sepihak tersebut, bahkan mengancam dengan tindakan balasan yang setimpal.
Namun, peringatan tersebut tampaknya tidak diindahkan, dan tarif resiprokal tetap bergulir meskipun AS dikabarkan masih dalam proses perundingan dengan beberapa negara.
Penerapan tarif "pembalasan" ala Trump ini diprediksi akan membawa dampak besar bagi perekonomian global.
Tatanan perdagangan yang telah mapan selama beberapa dekade kini terancam, memunculkan kekhawatiran serius akan terjadinya resesi global.
Dampaknya pun langsung terasa di pasar saham dunia, yang dilaporkan mengalami penurunan tajam akibat ketidakpastian ini.
Presiden Trump sendiri memberikan sinyal yang membingungkan terkait keberlangsungan kebijakan tarif ini.