Ia khawatir, siswa akan tertinggal dalam pelajaran sekolah jika terlalu lama berada di luar lingkungan pendidikan formal.
Pertanyaan Salim mencerminkan kekhawatiran banyak pihak tentang efektivitas dan dampak jangka panjang dari kebijakan ini.
Baca Juga: Nuansa Mendalam di Hardiknas SMP Negeri 9 Bulukumba: Hitam Sebagai Simbol dan Semangat Kolaborasi
Apakah disiplin militer benar-benar solusi untuk mengatasi kenakalan remaja? Bagaimana dengan aspek pendidikan akademis mereka? Apakah kebijakan ini sudah melalui kajian mendalam dengan melibatkan ahli pendidikan?
Kontroversi ini membuka ruang diskusi tentang pendekatan yang lebih komprehensif dalam menangani kenakalan remaja.
Bukan sekadar mengirim mereka ke barak militer, tetapi juga memahami akar permasalahan, seperti kondisi keluarga, lingkungan sosial, dan kualitas pendidikan di sekolah.
Diperlukan sinergi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang generasi muda.
Kebijakan Dedi Mulyadi mungkin memiliki niat baik, namun tanpa kejelasan konsep dan kurikulum yang matang, dikhawatirkan justru akan menimbulkan masalah baru.
Publik menanti penjelasan lebih lanjut dari pemerintah Jawa Barat tentang implementasi kebijakan ini.(*)