Kisah Ela ini membuka mata kita pada kompleksitas permasalahan kenakalan remaja.
Bukan sekadar kenakalan biasa, seringkali ada latar belakang keluarga yang rapuh, kurangnya pengawasan orang tua karena tuntutan ekonomi, dan pergaulan yang salah.
Kebijakan mengirim siswa ke barak militer mungkin kontroversial, namun bagi Ela, ini adalah pilihan terakhir, sebuah harapan untuk menyelamatkan masa depan anaknya.
Kisah ini juga memunculkan pertanyaan mendasar: mampukah disiplin militer mengubah karakter seorang remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang ideal?
Ataukah akar permasalahan yang lebih dalam, seperti kondisi keluarga dan sosial, yang perlu diatasi?
Apapun jawabannya, kisah Ela adalah sebuah pengingat bahwa di balik setiap siswa 'nakal', ada cerita dan perjuangan yang mungkin tidak kita ketahui.
Semoga kebijakan ini benar-benar memberikan dampak positif bagi para siswa yang terlibat dan menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya perhatian dan pendampingan yang tepat bagi tumbuh kembang anak-anak kita.(*)