Sulawesinetwork.com - Keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, sebagai anggota Dewan Penasihat Danantara memang menuai sorotan.
Pasalnya, Thaksin dikenal sebagai sosok yang penuh kontroversi di negaranya, tersandung berbagai kasus dugaan korupsi, pelanggaran HAM, penyalahgunaan kekuasaan, hingga tuduhan penghinaan terhadap keluarga Kerajaan Thailand.
Lantas, apa alasan Prabowo menggandeng tokoh yang memiliki rekam jejak problematik ini?
Baca Juga: Kabar Gembira dari Sawah! Mentan Amran Yakin Panen Raya 2025 Melimpah Ruah
Prabowo akhirnya buka suara dalam diskusi blak-blakan dengan enam pemimpin media massa di Hambalang, Bogor. Ia menegaskan bahwa dirinya enggan mencampuri urusan politik internal Thailand yang melibatkan Thaksin.
"Thaksin adalah tokoh politik yang dikudeta, dia menang mandat berkali-kali dikudeta," ujar Prabowo dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab pada Senin (7/4/2025), merujuk pada pengalaman pahit Thaksin yang beberapa kali digulingkan dari tampuk kekuasaan.
"Jadi berarti ada faktor, saya tidak mau terlibat dalam domestik politik itu," imbuhnya, menunjukkan sikap menghormati kedaulatan negara lain.
Meski mengakui kontroversi yang melekat pada Thaksin, Prabowo memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilihnya sebagai penasihat Danantara. Ia melihat potensi besar yang dimiliki mantan pemimpin Thailand tersebut untuk berkontribusi pada kemajuan lembaga yang dipimpinnya.
"Dia punya jaringan besar dan pengalaman besar dan dia bersedia tanpa dibayar," jelas Prabowo, menyoroti aset berharga yang dibawa Thaksin tanpa membebani anggaran Danantara.
Lebih lanjut, Prabowo mengklaim bahwa banyak tokoh berpengaruh lainnya yang memiliki keinginan tulus untuk membantu Indonesia tanpa mengharapkan imbalan materi.
"Berkali-kali banyak tokoh yang mau membantu kita, mereka nggak mau dibayar, nggak sulit (meminta saat meminta bantuan)," tambahnya, mengindikasikan bahwa keputusan menggandeng Thaksin juga didasari oleh semangat gotong royong dan keinginan untuk memanfaatkan keahlian internasional demi kemajuan bangsa.
Dengan pernyataan ini, Prabowo seolah ingin menegaskan bahwa keputusannya didasarkan pada pertimbangan pragmatis, fokus pada potensi kontribusi Thaksin bagi Danantara, tanpa mengabaikan rekam jejak kontroversialnya di Thailand.