nasional

IHSG Anjlok 9,16 Persen, Pemerintah Didesak Bergerak Cepat Selamatkan Ekspor dari Efek Tarif AS

Selasa, 8 April 2025 | 12:31 WIB
IHSG Anjlok Usai Lebaran Melemah 596,33 Poin (Ilustrasi Pexels)

Sulawesinetwork.com - Pasar saham Indonesia memulai perdagangan pasca libur Lebaran 2025 dengan sentimen negatif yang kuat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka pada Selasa, 8 April 2025, pukul 09.00 WIB, dan langsung mencatatkan penurunan tajam sebesar 596,33 poin atau 9,16 persen, terperosok ke level 5.914,28.

Kondisi serupa juga dialami oleh indeks LQ45 yang terkoreksi lebih dalam, merosot 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,90.

Baca Juga: Gempar! 4 Kabupaten dan 1 Kota di Sulsel Siap 'Angkat Kaki', Lahir Provinsi Luwu Raya?

Penurunan signifikan ini sejalan dengan proyeksi sebelumnya dari Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, yang memperkirakan IHSG akan tertekan oleh sentimen kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah dengan support dan resistance 6.200 - 6.570," jelas Nico kepada media di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Meskipun lebih dari 50 negara dilaporkan tengah berupaya melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif impor AS, Nico mengingatkan bahwa proses ini akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mencapai penyesuaian dan kesepakatan yang konkret

Baca Juga: NTB Bersyukur: Kebijakan Prabowo Dongkrak Kesejahteraan Petani hingga Bisa Umroh!

Dalam konteks domestik, Nico menekankan urgensi respons cepat dan tepat dari pemerintah Indonesia untuk mencegah penurunan permintaan ekspor dan memulihkan kepercayaan investor yang terguncang.

Sebelumnya, Indonesia telah mengambil langkah pendekatan negosiasi sebagai respons terhadap tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diterapkan oleh AS.

Lebih lanjut, Nico menyoroti strategi pemerintah Indonesia yang meningkatkan volume impor komoditas tertentu dari AS, seperti gandum, kapas, serta produk minyak dan gas.

Baca Juga: Punya Sistem Operasi Android 12, Nokia T21 Didukung Chipset Unisoc T612 yang Gahar untuk Tablet!

"Strategi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan tarif, mengingat neraca perdagangan AS terhadap Indonesia masih mencatat defisit sekitar 17,88 miliar AS pada tahun 2024," pungkas Nico, mengisyaratkan bahwa peningkatan impor dari AS dapat menjadi salah satu cara untuk meredam dampak negatif tarif impor terhadap ekspor Indonesia.

Dengan pasar modal yang menunjukkan reaksi negatif, perhatian kini tertuju pada langkah-langkah konkret pemerintah Indonesia dalam menavigasi tantangan kebijakan perdagangan global dan memastikan keberlanjutan kinerja ekspor nasional.(*)

Tags

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB