Program Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Daerah Diprotes Soal Menu sampai Menyulap Resto jadi Dapur

photo author
- Selasa, 4 Februari 2025 | 15:12 WIB
MBG sejumlah daerah diprotes soal menu sampai menyulap Resto jadi dapur (instagram.com/badangizinasional.ri)
MBG sejumlah daerah diprotes soal menu sampai menyulap Resto jadi dapur (instagram.com/badangizinasional.ri)

Sulawesinetwork.com - Program makan bergizi gratis (MBG) telah berjalan sejak 6 Januari 2025 dan memasuki sebulan berjalan meski masih menghadirkan berbagai tantangan.

Yayasan Vieki Indira Sriwijaya yang berada di bawah naungan Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI), merupakan mitra pertama dalam pengolahan dan distribusi program MBG di Sumsel.

Ketua PPJI Sumsel, Evie Hadenli, mengungkapkan pihaknya telah menerima kontrak untuk 23 titik dapur di berbagai daerah.

Baca Juga: Gagal Podium di Bira Grand Prix 2025, Tompo Elias Dapat Kepercayaan dari Tim Baru untuk SCR

“Namun sampai saat ini baru 10 yang resmi beroperasi,” tutur Evie kepada Tempo, Jumat, 31 Januari 2025.

Pada tahap awal MBG di Sumsel dimulai dengan satu titik dapur di Kecamatan Ilir Barat I, melayani lima sekolah dengan total 2.944 siswa.

Kemudian, pada 13 Januari, sembilan titik dapur tambahan mulai beroperasi di berbagai kabupaten dan kota, seperti Lubuklinggau, Musi Rawas, dan Ogan Ilir.

Baca Juga: KIP Kuliah 2025 Dibuka Hari Ini, Simak Cara Daftar dan Syaratnya

Selanjutnya, pada 17 Februari, delapan titik dapur baru dijadwalkan beroperasi di wilayah lain, termasuk Pagar Alam dan Prabumulih.

"Nanti, kami akan luncurkan fase ketiga pada 17 Febuari. Ada delapan titik dapur di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, PALI, Empat Lawang, Pagar Alam, Lahat, Muara Enim, Prabumulih dan Tanjung Enim," kata Evie.

Pelaksanaan MBG di Sumsel tidak lepas dari kendala. Salah satunya adalah kurangnya edukasi menu di sekolah, yang sempat menimbulkan kesalahpahaman.

Baca Juga: 4 Fakta Terkini Kasus Dugaan Fitnah dan Pencemaran Nama Baik OI yang Dilayangkan Iwan Fals ke Polisi Sejak 2021

Saat peluncuran perdana, menu olahan ikan gabus yang dikukus dan dipotong menyerupai tahu sempat viral karena dikira hanya menyajikan tahu dan tempe.

Evie menjelaskan, dalam menyiapkan makanan untuk ribuan siswa, efisiensi waktu menjadi prioritas. "Awalnya kami ingin membuat sate ikan, tapi karena jumlahnya sangat banyak, akhirnya dibuat dalam bentuk seperti tahu," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X