Sulawesinetwork.com - Sebagian publik Tanah Air kini tengah ramai menyoroti langkah Badan Gizi Nasional (BGN) mengerahkan 5.000 koki profesional ke ribuan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
Kepala BGN, Dadan Hindayana menyebut ribuan tenaga profesional bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu akan mulai dikirimkan pada Senin, 13 Oktober 2025 mendatang.
“Para juru masak yang sudah sangat profesional ini akan kami terjunkan ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai hari Senin nanti,” kata Dadan dalam keterangan resminya, pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Lepas 22 Peserta Kafilah Sulsel untuk Bertanding di STQH Nasional XXVIII
Di balik gebrakan itu, masih tersisa pertanyaan mendasar tentang akar masalah ihwal pelaksanaan program MBG yang kini tengah dibayangi kasus keracunan massal.
Terkhusus, terkait persoalan kebersihan dan keamanan pangan di lapangan yang dinilai belum tertangani dengan baik.
BGN sendiri sejak akhir September 2025 lalu memastikan akan dilakukan evaluasi total dalam mengantisipasi merebaknya kasus keracunan massal di berbagai daerah.
Baca Juga: Barru Perkuat Sinergi Nasional: Bupati Andi Ina Hadiri Rakornas TPAKD di Jakarta
Lantas, apa saja poin-poin kritis terkait penyebab keracunan massal dalam pelaksanaan program MBG itu? Berikut ini sejumlah faktor penting di antaranya:
SOP Dapur yang Masih Berantakan
Kasus keracunan MBG beberapa waktu terakhir membuat pemerintah harus mengevaluasi cara kerja di lapangan.
Baca Juga: Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan Bakal Dihapus, Ini Kata Menkeu Purbaya
Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto tak menampik sejumlah SPPG belum menjalankan SOP secara disiplin.
“Keadaan teknis di lapangan, kita evaluasi penyelenggaraan gimana kontrol kesiapan dan tertibkan regulasi yang selama ini kurang,” ujar Aries di Kantor Kemenkes, Jakarta, pada 2 Oktober 2025.