Sulawesinetwork.com - Anies Baswedan menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menghantam dunia kerja di Indonesia dan menyebut bahwa angka PHK di Indonesia naik setiap tahunnya.
“Di tahun 2023, ada 64 ribu kasus, 2024 melonjak jadi 77 ribu kasus, dan baru setengah tahun ini di 2025 sudah lebih dari 42 ribu orang kehilangan pekerjaan,” ujar Anies dalam video yang diunggah di media sosial (medsos) Instagram pribadinya, dikutip pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Di balik angka-angka ini, ada ayah yang harus begadang memikirkan tagihan listrik, ada ibu yang harus menjelaskan ke anak kenapa tidak bisa beli susu, ada anak muda fresh graduate yang mimpinya buyar,” imbuhnya.
PHK Terjadi, Sektor Informal Makin Banyak Terisi
Anies kemudian menyinggung tentang perubahan pekerjaan yang harus dilakoni usai terkena PHK dari pekerjaan lamanya.
Ia menyebut, tak sedikit yang beralih ke sektor informal setelah PHK terjadi karena mencari pekerjaan bukan hal mudah.
Baca Juga: Sekprov Sulsel Dorong TKSK Terus Tingkatkan Kompetensi dan Profesionalisme di Usia ke-16
“Yang lebih menyakitkan, sebagian besar dari mereka tidak pindah ke pekerjaan formal baru, tapi justru jatuh ke sektor informal. Berdagang kecil-kecilan, jualan online yang seadanya, ojek online atau jadi pekerja serabutan,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan bahwa pekerjaan dari sektor informal memang memberi penghasilan, namun masih ada ketidakpastian yang membayangi.
“Memang ada penghasilan, tapi hidup jadi tidak pasti. Tidak ada BPJS, tidak ada THR, apalagi bicara pensiun. Jadi wajar kalau banyak yang merasa, ‘Kerjaan sih ada, tapi hidup tetap susah,’” tambahnya.
Baca Juga: Dorong Swasembada Pangan, Gubernur Sulsel Salurkan Bantuan Benih ke Soppeng dan Sidrap
Menurutnya, pekerjaan pengganti tersebut hanya menunda kekhawatiran, bukan penyelesaian masalah.
Efek PHK Massal ke Banyak Sektor Perekonomian