Sulawesinetwork.com - Menjelang puncak ibadah haji, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama kembali mengeluarkan imbauan serius kepada jemaah calon haji Indonesia.
Prediksi cuaca ekstrem dengan suhu mencapai 50 derajat Celcius saat wukuf di Arafah pada 5 Juni 2025 mendatang menjadi perhatian utama.
Dirjen PHU, Hilman Latief, di Makkah, Selasa (27/5), mengungkapkan bahwa Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab telah memperingatkan suhu puncak haji akan sangat tinggi, bahkan melebihi hari ini.
"Jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya,” tegas Hilman.
Untuk mengantisipasi cuaca panas ekstrem ini, pemerintah telah menyediakan fasilitas memadai di tenda-tenda Arafah, meliputi kasur, bantal, selimut, dan pendingin ruangan.
Dengan fasilitas tersebut, jemaah diharapkan dapat beribadah seperti berzikir atau tadarus Al-Quran dengan nyaman di dalam tenda.
Baca Juga: Jumlah Sultan RI di Forbes 2025 Tembus 33, Ini Posisi Indonesia di Asia Tenggara
Sebelumnya, imbauan untuk mengurangi aktivitas fisik juga telah disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Akhmad Fauzin.
Pada 22 Mei lalu, Fauzin menekankan agar jemaah tidak memaksakan diri untuk umrah sunah berulang atau ziarah ke luar kota yang dapat menguras tenaga.
"Simpan energi untuk wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah lainnya yang lebih utama," ujarnya.
Penting bagi jemaah untuk memprioritaskan kesehatan dan kebugaran fisik demi kelancaran ibadah haji. Oleh karena itu, tidak perlu memaksakan diri untuk selalu salat di Masjidil Haram.
"Yang penting ibadah tetap jalan, fisik tetap bugar," pungkas Fauzin.(*)