Sulawesinetwork.com - Kabar terbaru datang dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang memberikan penjelasan terkait belum disalurkannya kembali program bantuan sosial (bansos) beras 10 kg dan beras murah dari Bulog.
Masyarakat tentu bertanya-tanya, mengapa program yang biasanya menjadi andalan untuk menstabilkan harga pangan ini belum juga bergulir?
Menurut Mentan Amran, alasan utamanya ternyata berkaitan erat dengan kondisi harga gabah di tingkat petani saat ini.
Ia mengungkapkan bahwa di beberapa daerah, harga gabah justru masih berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Pemerintah khawatir, jika bansos dan program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog digelontorkan saat ini, justru akan semakin menekan harga gabah dan beras di pasaran, yang pada akhirnya merugikan petani.
"Harga (gabah) kami cek di lapangan bersama Bulog itu masih ada 40 persen di bawah HPP. Artinya apa? Ini harus diangkat. Begitu kita keluarkan SPHP, terpukul lagi ini (harga gabah), turun," jelas Amran, seperti dikutip dari detikcom, Kamis (15/5).
Baca Juga: Geger Pemblokiran Rekening Massal di Medsos, PPATK Ungkap Fakta Mengejutkan di Baliknya!
Lebih lanjut, Amran menambahkan, "Kami cek kemarin 40 persen (daerah) di bawah HPP, yang berada pada garis HPP dan di bawah HPP itu totalnya 60 persen. Ini masih signifikan, ini harus kita angkat. Kalau perlu, di atas HPP semua. Kalau sudah di atas HPP semua, itu sudah top."
Mentan Amran juga menyampaikan bahwa penurunan harga gabah ini sejalan dengan peningkatan produksi beras.
Meskipun demikian, pemerintah tetap berkomitmen untuk memastikan HPP gabah di tingkat petani sesuai dengan regulasi yang berlaku, demi melindungi kesejahteraan para petani.
Update Harga Gabah dan Beras Terkini:
Data terbaru dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per hari ini menunjukkan adanya sedikit pergerakan harga: