Puisi ini adalah pengingat bahwa perjuangan untuk negeri tercinta membutuhkan pengorbanan total, bahkan hingga titik darah penghabisan.
Penggalan yang Menggugah:
Tak gentar
Lawan banyaknya seratus kali
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Sekali berarti
Sudah itu mati
3. "Kembalikan Indonesia Padaku" - Taufiq Ismail: Kritik Sosial dan Kerinduan akan Idealisme
Berbeda dengan dua puisi sebelumnya, "Kembalikan Indonesia Padaku" karya Taufiq Ismail menghadirkan nuansa kritik sosial yang tajam.
Melalui metafora-metafora yangSurealis dan ironis, Taufiq menggambarkan kondisi Indonesia di masa depan dengan segala paradoks dan tantangannya.
Gambaran "dua ratus juta mulut yang menganga," "bola-bola lampu 15 watt yang menyala bergantian," hingga "pulau Jawa yang tenggelam" adalah simbol-simbol keresahan akan arah bangsa.
Puisi ini adalah sebuah seruan, sebuah kerinduan akan Indonesia yang ideal, yang adil dan makmur.
Di momen Harkitnas ini, puisi Taufiq Ismail mengajak kita untuk merenungkan kembali cita-cita luhur para pendiri bangsa dan bertanya: sudahkah kita mewujudkannya?