Lebih lanjut, Tri Adhianto mengatakan bahwa hotel tersebut hanya digunakan sebagai tempat beristirahat sementara. "Hotel hanya sementara, hanya buat tidur," tegasnya.
Baca Juga: Razia Balap Liar, Polsek Bulukumpa Amankan 82 Motor di Bulukumba
Namun, pembelaan ini tidak sepenuhnya meredakan kemarahan publik.
Banyak yang mempertanyakan mengapa wali kota dan keluarganya memilih menginap di hotel mewah di saat warganya berjuang di tengah banjir.
"Kami sangat kecewa. Di saat kami kesulitan mencari tempat kering untuk tidur, wali kota malah enak-enakan di hotel," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Baca Juga: Jakarta Dikepung Banjir Kiriman: Pramono Anung Ungkap Biang Kerok, Modifikasi Cuaca Digencarkan!
Kasus ini menambah panjang daftar sorotan terhadap pejabat publik yang dianggap kurang peka terhadap penderitaan rakyat.
Sebelumnya, beberapa pejabat juga mendapat kecaman karena berlibur atau melakukan kegiatan mewah di tengah situasi sulit.
Publik berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pejabat untuk lebih mengutamakan kepentingan rakyat, terutama dalam situasi darurat.(*)