Sulawesinetwork.com - PT Pertamina (Persero) tengah berada di titik krusial. Skandal dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang menyeret mantan Direktur Utama, Riva Siahaan, dengan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun, mengguncang kepercayaan publik.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, bergerak cepat dengan mengumumkan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh proses bisnis perusahaan, terutama dari sisi operasional.
"Kami telah membentuk Tim Crisis Center untuk mengevaluasi keseluruhan proses bisnis, terutama dari aspek operasional," tegas Simon dalam konferensi pers di Graha Pertamina, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Baca Juga: Puncak Bogor Diterjang Banjir Bandang! Warga Citeko Hilang Terseret Arus, BPBD Bergerak Cepat!
Langkah ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina untuk memperbaiki tata kelola perusahaan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Simon menyadari bahwa Pertamina bukan sekadar aset negara, melainkan urat nadi yang menopang kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebagai penyedia layanan energi utama, Pertamina bertekad untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Namun, ia juga tak menampik bahwa telah terjadi tindakan-tindakan yang mengecewakan dan melukai hati masyarakat.
"Dalam perjalanannya, apabila terjadi beberapa tindakan yang tentunya menyakiti hati dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," ungkap Simon dengan tulus.
Evaluasi yang dilakukan Pertamina ini bukan sekadar upaya untuk menambal lubang yang bocor, tetapi juga untuk membangun fondasi yang lebih kuat dan transparan.
Dengan perbaikan tata kelola yang menyeluruh, Pertamina berharap dapat kembali menjadi andalan dan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia.
Langkah-langkah konkret yang diambil Pertamina ini mendapat perhatian luas dari berbagai pihak.