Saat Anak Muda Kurang Paham Sejarah: Megawati Mengkritik, Mendikdasmen Bergerak

photo author
- Senin, 18 Agustus 2025 | 11:05 WIB
Momen Megawati Soekarnoputri hadiri Pengukuhan Paskibraka 2025 di Istana Negara, 16 Agustus 2025. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Momen Megawati Soekarnoputri hadiri Pengukuhan Paskibraka 2025 di Istana Negara, 16 Agustus 2025. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sulawesinetwork.com - Di tengah kebanggaan atas pengukuhan anggota Paskibraka, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan sebuah kritik yang mengena.

Dengan nada prihatin, ia menyoroti fenomena yang belakangan ini kian terasa: banyak anak muda Indonesia yang kurang mengenal sejarah bangsanya sendiri.

Baginya, ini adalah sinyal penting bahwa penanaman nilai-nilai nasionalisme harus diperkuat sejak dini.

Baca Juga: RAPBN 2026: Pemerintah Gelontorkan Rp164,4 Triliun untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Pengalaman pribadinya sebagai Paskibraka tahun 1963 menjadi landasan bagi keyakinannya.

"Saya tahu cara didiknya," ucap Megawati, menunjukkan bahwa ia paham betul bagaimana menanamkan semangat kebangsaan pada generasi muda.

Kritik Megawati rupanya tidak bertepuk sebelah tangan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, langsung menanggapi hal tersebut.

Baca Juga: Viral, Diduga Perempuan Simpanan Pejabat Dikawal Polisi saat Hendak Nonton Konser Bikin Heboh

Ia menegaskan bahwa isu ini sudah menjadi perhatian serius kementeriannya.

"Memang menjadi concern kami," kata Mu'ti, menjelaskan komitmen pemerintah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa.

Sebagai langkah nyata, beberapa kebijakan strategis pun telah diambil:

 * Pramuka Wajib: Mulai semester ini, Pramuka tidak lagi sekadar pilihan, melainkan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib. Langkah ini bertujuan untuk membentuk karakter disiplin dan mandiri serta menanamkan semangat kebersamaan.

Baca Juga: Bupati Bantaeng Uji Nurdin Pimpin Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT RI ke-80

 * Pembelajaran Kontekstual: Kurikulum akan lebih fokus pada pembelajaran yang mendalam (deep learning) dan lebih kontekstual. Tujuannya agar nilai-nilai luhur Pancasila tidak hanya dihafal di kelas, tetapi juga dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X