Sulawesinetwork.com - Gunung Marapi, salah satu gunung berapi aktif di Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitasnya pada Rabu pagi, 23 Juli 2025, sekitar pukul 07.23 WIB.
Letusan ini menciptakan pemandangan yang cukup mencemaskan: kolom abu vulkanik membubung tinggi hingga 1.600 meter di atas puncak, atau sekitar 4.491 meter di atas permukaan laut.
"Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 1600 m di atas puncak," terang Ahmad Rifandi, Petugas Pengamat Gunung Marapi, dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Weekend at Parapuar Cultural Hills X PENTAS, Hidupkan Kolaborasi Budaya dan Alam di Labuan Bajo
Kolom abu yang terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ini teramati bergerak mengarah ke tenggara.
Selain letusan visual, aktivitas vulkanik juga terekam jelas di seismograf.
Gempa dengan durasi 78 detik dan amplitudo maksimum 30,5 mm menunjukkan bahwa pergerakan di dalam gunung masih terus berlangsung.
Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Filipina Juga Deal 19 Persen Tarif Dagang dengan AS
Merespons kondisi ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera mengeluarkan imbauan penting bagi masyarakat.
Warga diimbau keras untuk tidak beraktivitas di dalam radius 3 kilometer dari pusat kawah. Zona ini adalah area paling berbahaya dan harus dihindari demi keselamatan.
Tak hanya itu, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Marapi juga diminta untuk ekstra waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama saat hujan turun.
Baca Juga: Intip Yuk, 9 MAN Terbaik di Indonesia
Material vulkanik yang menumpuk dapat terbawa arus air dan menjadi lahar dingin yang berbahaya.
PVMBG juga memberikan saran praktis bagi warga di wilayah terdampak hujan abu.