Sulawesinetwork.com – Insiden longsor maut di area tambang Galian C, Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat, 30 Mei 2025 pukul 09.30 WIB, telah menyisakan duka mendalam.
Hingga saat ini, tim SAR Gabungan telah mengevakuasi 19 korban tewas, sementara 6 orang lainnya masih dalam pencarian.
Menanggapi tragedi ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin usaha pertambangan (IUP) Koperasi Pondok Pesantren Al Azhariyah dan pengelola pertambangan lain di area tersebut.
Keputusan ini, yang bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, justru memicu protes dari sebagian pekerja tambang Gunung Kuda yang kini kehilangan mata pencaharian.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merespons langsung keluhan para pekerja.
Dalam video yang tayang di kanal YouTube KDM Channel pada Senin, 2 Juni 2025, terlihat para pekerja mendatangi Dedi untuk menyampaikan keresahan mereka.
"Pak, kami sebagai kuli tambang," ujar salah satu pekerja. Dedi menjawab dengan tenang namun tegas, "Kan musibah, kalau sekarang saya harus menyelesaikan yang besar dulu."
Dedi kemudian menyarankan agar para pekerja tambang yang kini menganggur untuk mencari pekerjaan serupa yang sesuai dengan keahlian mereka.
"Kuli kan Bapak bisa ganti, kuli bangunan, kuli nyangkul, kuli tenaga kebersihan. Banyak pekerjaan," terangnya.
Baca Juga: Ayah Christiano Pengarapenta Minta Maaf Atas Kecelakaan Maut yang Tewaskan Mahasiswa UGM
Pernyataan Dedi selanjutnya menusuk hati, menyoroti skala tragedi yang lebih besar.
"Bapak nangis karena kehilangan pekerjaan, orang lain nangis karena kehilangan nyawa Pak," imbuh Dedi, menekankan betapa hilangnya nyawa jauh lebih berharga daripada hilangnya pekerjaan sementara.