Insiden Rinjani Picu Evaluasi Besar-besaran SOP Pendakian Gunung, Menhut Siapkan Gelang RFID untuk Pendaki

photo author
- Selasa, 1 Juli 2025 | 09:40 WIB
Menhut Raja Juli Antoni Bakal Lakukan Evaluasi SOP Pendakian Gunung
Menhut Raja Juli Antoni Bakal Lakukan Evaluasi SOP Pendakian Gunung

Sulawesinetwork.com - Insiden jatuhnya pendaki wanita asal Brasil, Juliana Marins, di jurang Gunung Rinjani telah mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan signifikan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian gunung.

Kementerian Perhutanan akan mengevaluasi total SOP, termasuk sarana prasarana pendukung.

Menteri Perhutanan (Menhut) Raja Juli Antoni juga mengungkapkan bahwa evaluasi akan dilakukan terhadap SOP pertolongan dan pencarian yang diterapkan oleh Basarnas.

“Jadi dengan kejadian ini kami akan mengevaluasi secara total prosedur pengamanan, SOP,” ujar Raja Juli di kantor Basarnas, Jakarta Pusat pada Senin, 30 Juni 2025.

Baca Juga: Meluncur! Nokia X800 Pro Hadir dengan Segudang Inovasi

Papan Peringatan, Posko, hingga Gelang RFID

Dalam upaya meningkatkan keamanan, Menhut Raja Juli Antoni menyebutkan beberapa langkah yang akan diambil:

  • Papan Peringatan (Signboard): Akan ditempatkan di lokasi-lokasi yang rawan bahaya.
  • Posko-posko: Jarak antar posko akan diperpendek untuk memudahkan pengawasan dan respons.

Baca Juga: Nokia X900 5G: Teknologi Canggih dalam Genggaman, Berapa Harganya?

Selain itu, dari sisi pendaki, Raja Juli menuturkan adanya rencana untuk memberikan gelang dengan teknologi RFID (Radio-Frequency Identification).

Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat informasi kedaruratan jika terjadi insiden.

“Ada ide RFID atau tadi istilahnya ELT yang dipasangkan di gelang, sehingga secara cepat apabila ada kondisi darurat dengan lebih baik,” terangnya.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Nokia Eve Max 5G Akan Jadi Smartphone Paling Diburu!

Pemandu pendakian juga akan ditingkatkan sertifikasinya untuk bisa mendampingi pendaki. Bahkan, akan ada sistem pemeringkatan mengenai gunung-gunung di Indonesia berdasarkan tingkat kesulitannya.

“Misalkan kalau belum pernah naik gunung A yang kedaruratannya lebih kecil, maka tidak boleh naik gunung B dan sebagainya,” tuturnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X