Hasan bahkan memberikan contoh lain untuk memperkuat argumennya. "21 Juni, Bung Karno wafat. 21 Juni, Presiden ke-7 Indonesia lahir, kalau cocoklogi bisa panjang tuh," jelasnya.
Ia pun mengingatkan bahwa sama halnya dengan 21 Juni, masyarakat bisa memperingati 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, atau jika ingin, sebagai hari lahir seseorang.
"Jadi kita mulai belajar menghindar dari cocoklogi dan otak-atik gathuk," tandas Hasan Nasbi.
Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dasar pertimbangan pemerintah dalam menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, yang sesungguhnya berakar pada nilai sejarah dan pengakuan terhadap kekayaan budaya bangsa.(*)