Istana Mengungkap: Ini Alasan 17 Oktober Dipilih sebagai Hari Kebudayaan Nasional, Bukan Sekadar Kebetulan!

photo author
- Kamis, 17 Juli 2025 | 07:30 WIB
Momen Presiden Prabowo membuka dan meresmikan groundbreaking proyek baterai listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat pada Minggu, 29 Juni 2025. (Tangkapan layar YouTube Prabowo Subianto)
Momen Presiden Prabowo membuka dan meresmikan groundbreaking proyek baterai listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat pada Minggu, 29 Juni 2025. (Tangkapan layar YouTube Prabowo Subianto)

Hasan bahkan memberikan contoh lain untuk memperkuat argumennya. "21 Juni, Bung Karno wafat. 21 Juni, Presiden ke-7 Indonesia lahir, kalau cocoklogi bisa panjang tuh," jelasnya.

Ia pun mengingatkan bahwa sama halnya dengan 21 Juni, masyarakat bisa memperingati 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, atau jika ingin, sebagai hari lahir seseorang.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Dakwah Islam di Jembrana: Napak Tilas Spiritual ke Makam Buyut Lebai dan Ustaz Ali Bafaqih

"Jadi kita mulai belajar menghindar dari cocoklogi dan otak-atik gathuk," tandas Hasan Nasbi.

Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dasar pertimbangan pemerintah dalam menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, yang sesungguhnya berakar pada nilai sejarah dan pengakuan terhadap kekayaan budaya bangsa.(*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X