Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Menuai Perdebatan, PDIP Minta Tak Dikaitkan dengan Ulang Tahun Prabowo

photo author
- Rabu, 16 Juli 2025 | 10:00 WIB
Politikus PDIP Aria Bima meminta penetapan Hari Kebudayaan Nasional tidak dikaitkan dengan Presiden Prabowo. (Instagram/ariabima_ab)
Politikus PDIP Aria Bima meminta penetapan Hari Kebudayaan Nasional tidak dikaitkan dengan Presiden Prabowo. (Instagram/ariabima_ab)

Sulawesinetwork.com - Penetapan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional oleh Kementerian Kebudayaan sontak menjadi perbincangan hangat di publik.

Pasalnya, tanggal tersebut bertepatan dengan hari kelahiran Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Menanggapi hal ini, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, turut buka suara. Ia mengapresiasi penetapan Hari Kebudayaan Nasional, namun juga memberikan catatan penting.

Baca Juga: DPRD Bulukumba Tancap Gas Susun Agenda Krusial 2025: Demi Percepatan Pembangunan Daerah!

"Hari Kebudayaan, saya kira itu apresiasi bagaimana kita tidak hanya konsentrasi ke persoalan politik, ekonomi, tapi fondasi kebudayaan ini penting,” ujar Aria Bima kepada media di Kawasan Parlemen Senayan, Senin (14/7/2025).

“Mari Hari Kebudayaan itu kita sambut baik. Saya mengapresiasi Pak Fadli Zon (yang juga mengapresiasi Hari Kebudayaan Nasional)." sambungnya.

Jangan Sederhanakan Kebudayaan dengan Hari Lahir Tokoh

Baca Juga: Putra Dedi Mulyadi Akan Menikah dengan Wabup Garut: KDM Beri Nasihat Mendalam tentang Fondasi Rumah Tangga

Meski mengapresiasi, Aria Bima meminta agar penetapan tanggal tersebut tidak lantas dikaitkan atau disederhanakan dengan hari ulang tahun Prabowo.

“Jangan disimplikasi, jangan terlalu dikecilkan, dikerdilkan dengan hal yang berkaitan, persamaan hari lahirnya Pak Prabowo,” tegasnya.

Aria Bima juga meyakini bahwa Prabowo sendiri tidak akan menyukai gagasan hari kelahirannya secara sengaja dijadikan sebagai momen penting untuk negara, seperti Hari Kebudayaan Nasional.

Baca Juga: Verrell Bramasta Hadiri Ultah Gala Sky, Isyarat Kedekatan dengan Fuji Semakin Kuat?

“Saya kira Pak Prabowo juga tidak akan suka kalau kelahirannya kemudian dijadikan sebagai satu hal yang monumental seperti kebudayaan,” ucapnya.

“Park Prabowo sadar benar sebagai negarawan enggak mau lah bicara soal kebudayaan itu kemudian dianalogikan dengan hari kelahirannya, saya kira itu.”

Pernyataan ini menyoroti harapan agar peringatan Hari Kebudayaan Nasional benar-benar fokus pada nilai-nilai kebudayaan itu sendiri, terlepas dari sosok atau tanggal kelahiran individu. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X