Sulawesinetwork.com – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali menggaungkan visi ambisiusnya untuk Jakarta dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerakan Rakyat.
Bukan hanya sebagai pusat pemerintahan Indonesia, Anies menegaskan bahwa Jakarta adalah Ibu Kota ASEAN, sebuah pernyataan yang menyoroti peran strategis kota ini di kancah regional dan global.
Anies membawa kita kembali ke masa kepemimpinannya di Jakarta (2017–2022), saat pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) menjadi salah satu proyek primadona.
Baca Juga: Hj Nirfawana: Perempuan Tangguh Ditengah Deru Mesin Dan Badai Kehidupan
Di tengah hiruk pikuk pengerjaan infrastruktur modern itu, Anies memiliki ide brilian.
"Waktu itu ada stasiun kereta api MRT yang lewat di depan kantor kejaksaan. Saya minta stasiun itu diberi nama stasiun ASEAN," kenangnya.
Keputusan itu, menurut Anies, bukanlah tanpa alasan. Ia ingin setiap penumpang yang melintas, setiap hari, diingatkan akan posisi penting Jakarta.
"Supaya setiap hari mengingatkan penggunanya. Bahwa Jakarta itu bukan hanya Ibu Kota Indonesia. Tapi Jakarta juga Ibu Kota ASEAN," tegasnya.
Ini adalah sebuah upaya cerdas untuk menanamkan kesadaran kolektif akan identitas ganda Jakarta: sebagai jantung negara dan juga sebagai denyut nadi diplomasi Asia Tenggara.
Anies memperkuat argumennya dengan menyoroti realitas diplomatik. Banyak diplomat asing yang ditempatkan di Jakarta mengemban dua mandat sekaligus: sebagai duta besar untuk Indonesia dan juga untuk ASEAN.
Baca Juga: Thompo Elias Siap Geber Sirkuit Titik Nol Bira di Yamaha Cup Race Seri 2 dengan Tim Baru yang Solid!
Fakta ini kian mengukuhkan status Jakarta sebagai pusat diplomasi kawasan.
Dalam pidatonya, Anies juga menarik perhatian pada kontras geopolitik. Ia menyebutkan ketegangan yang membayangi wilayah timur (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Taiwan) dan selatan (India, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan).