Sulawesinetwork.com – Presiden Prabowo Subianto memulai kunjungan kenegaraan penting ke Jeddah, Arab Saudi, pada Selasa, 1 Juli 2025.
Berangkat dari Pangkalan Halim Perdanakusuma pukul 15.40 WIB, agenda utama Presiden adalah pertemuan dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud.
Salah satu poin pembahasan krusial dalam kunjungan ini adalah rencana ambisius pembangunan perkampungan haji Indonesia di Makkah.
Baca Juga: Empat Tahun Promedia Teknologi Indonesia: Bukan Sekadar Media, tapi Rumah bagi Keluarga Digital
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang turut mendampingi Presiden, menyampaikan langsung hal ini.
"Insya Allah sebentar lagi kami akan bertolak ke Jeddah mendampingi Bapak Presiden untuk membicarakan persoalan haji, salah satu agendanya adalah rencana pembangunan perkampungan haji Indonesia di Makkah," ujar Menag Nasaruddin saat ditemui di Terminal VIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 1 Juli 2025.
Pembangunan kampung haji ini dianggap sebagai langkah strategis yang sangat diperlukan, mengingat besarnya jumlah jemaah haji dan umrah dari Indonesia setiap tahun.
Baca Juga: BKN Perkuat Pengawasan Pengisian JPT, Pastikan Sistem Merit Terlaksana Penuh
"Kita bisa bayangkan, 1,5 juta orang umrah setiap tahun dan lebih dari 220 ribu orang menunaikan ibadah haji, sudah saatnya Indonesia memiliki gagasan konstruktif untuk mendukung pelayanan jemaah secara jangka panjang," terang Menag, menekankan urgensi proyek ini.
Lebih lanjut, Nasaruddin juga mengungkapkan bahwa kinerja operasional haji Indonesia tahun 2025 mendapatkan apresiasi positif dari pemerintah Arab Saudi.
"Alhamdulillah, pelaksanaan haji Indonesia secara umum dinilai baik dan mendapat apresiasi langsung dari pemerintah Saudi," kata Nasaruddin.
Baca Juga: Bupati Andi Utta Hadiri Hari Bhayangkara ke-79, Serahkan Penghargaan kepada Anggota BPBD Berdedikasi
"Bahkan, mereka (pemerintah Arab Saudi) menilai jemaah haji Indonesia sebagai yang paling tertib."
Menag menambahkan, meski belum sepenuhnya sempurna, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang paling siap menghadapi berbagai perubahan regulasi dalam sistem penyelenggaraan haji yang baru.