Sulawesinetwork.com - Libur Lebaran 2025 diprediksi akan diwarnai lonjakan pemudik yang luar biasa.
Namun, di balik euforia mudik, tersimpan "ancaman senyap" yang perlu diwaspadai yaitu potensi tsunami di jalur mudik Yogyakarta, khususnya di sekitar Bandara New Yogyakarta International (NYIA), Kulonprogo.
"Titik risiko yang perlu diwaspadai salah satunya, ya, jalan underpass lintas selatan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo. Underpass di situ adalah zona rawan tsunami," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, 11 Maret 2025.
Baca Juga: Perang 'Mata-mata' di Tengah Badai Perceraian Baim-Paula: Rekaman Mobil Paula Picu Kecurigaan!
Peringatan ini bukan sekadar isapan jempol. Kulonprogo terletak di zona rawan tsunami, dekat dengan Samudra Hindia dan zona subduksi yang berpotensi memicu gempa bumi besar.
Underpass NYIA menjadi titik rawan karena posisinya yang berada di bawah permukaan tanah.
Jika tsunami terjadi, underpass ini bisa menjadi "perangkap maut" bagi para pemudik.
Baca Juga: Pengumuman SNBP 2025 Diumumkan 18 Maret, Ini Link dan Cara Cek Kelulusan!
"Mohon dipastikan dari Kementerian PUPR karena gate buka-tutupnya itu jangan sampai macet, karena kalau macet tidak bisa buka atau tidak bisa nutup. Nanti mobil-mobil akan terjebak di dalam terowongan itu saat evakuasi tsunami," jelas Dwikorita.
BMKG merekomendasikan skema buka-tutup lalu lintas di ruas masuk underpass dan sosialisasi dini kepada masyarakat.
Peringatan BMKG ini semakin relevan mengingat lonjakan pemudik yang diprediksi mencapai 146,48 juta orang.
Pulau Jawa menjadi daerah dengan pergerakan pemudik terbesar, dengan puncak arus mudik pada 28 Maret 2025 dan puncak arus balik pada 6 April 2025.
"Jadi mohon Kementerian PU, Polri, buka tutup jangan sampai macet, nanti mobil justru akan terjebak saat evakuasi bila terjadi tsunami," ujar Dwikorita.