Dana sebesar Rp599 miliar yang seharusnya menjadi jaminan masa depan mereka justru diselewengkan untuk investasi bodong.
4. Suap Perdagangan Minyak Mentah: Jaringan Korupsi Internasional
Kasus suap yang melibatkan Bambang Irianto di Pertamina Energy Services Pte.Ltd (PES) membuka tabir jaringan korupsi internasional dalam perdagangan minyak mentah.
Baca Juga: Banjir DKI: Adian Napitupulu Inginkan Pertemuan Pemimpin Tiga Daerah untuk Tangani Banjir
Suap sebesar 2,9 juta dollar AS (sekitar Rp40,75 miliar) yang diterimanya menunjukkan besarnya godaan korupsi dalam bisnis minyak.
5. Investasi Bodong Blok BMG Australia: Kerugian Ratusan Miliar
Keputusan investasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk mengakuisisi Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia menjadi blunder yang merugikan negara Rp568 miliar.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Jadi Sorotan: Mengungsi ke Hotel saat Warga Berjuang Lawan Banjir
Blok minyak yang ternyata tidak menguntungkan ini menunjukkan lemahnya due diligence dalam investasi.
6. Korupsi Digitalisasi SPBU: Menodai Upaya Transparansi
Proyek digitalisasi SPBU yang seharusnya meningkatkan transparansi distribusi BBM justru menjadi lahan korupsi.
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Diminta Evaluasi Mendes Yandri, Kebijakan Bertentangan Asta Cita
Penyalahgunaan proyek ini oleh oknum-oknum tertentu menunjukkan bahwa teknologi tidak menjamin transparansi jika integritas lemah.
Skandal-skandal korupsi di Pertamina ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap perusahaan negara.
Diperlukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki tata kelola Pertamina, termasuk: