Dr. Andrea Vicini, seorang pendeta Jesuit sekaligus profesor di Boston College, mengatakan bahwa dia hanya mengetahui kondisi Paus melalui pernyataan resmi Vatikan.
"Tampaknya kondisinya masih dalam kendali, namun tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kesulitan dalam mengatasi situasi ini," ujarnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Diminta Kepala Daerah Optimalkan Anggaran APBN dan APBD di Tengah Efisiensi
Vatikan juga mengumumkan bahwa Paus Fransiskus tidak akan tampil di hadapan publik pada Minggu untuk memimpin doa bersama para peziarah.
Ini menjadi pekan kedua berturut-turut di mana Paus tidak hadir dalam acara tersebut.
Kondisi ini cukup jarang terjadi. Sebagai perbandingan, setelah menjalani operasi usus pada 2021, Paus masih dapat memimpin doa Angelus hanya seminggu setelahnya.
Baca Juga: 17 Kepala Daerah PDIP Sudah Bergabung dalam Retret Akmil
Ia juga hanya sekali melewatkan doa Angelus pada 2023 setelah menjalani operasi lainnya.
Spekulasi Mundurnya Paus Fransiskus
Dengan terus memburuknya kondisi kesehatan Paus, muncul spekulasi mengenai kemungkinan pengunduran dirinya.
Baca Juga: Kapolri Ajak Grup Band Sukatani Jadi Duta Polri: Ini Komitmen Kami
Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, menanggapi kabar yang beredar tersebut dengan menegaskan bahwa perhatian utama saat ini adalah pemulihan Paus.
"Hal yang paling penting sekarang adalah bagaimana agar Paus segera pulih dan dapat kembali ke Vatikan," kata Parolin.
Prefek Dikasteri untuk Doktrin Iman juga menyatakan bahwa rumor tentang pengunduran diri Paus Fransiskus tidak memiliki dasar yang kuat.
"Semua ini menurut saya hanyalah spekulasi yang tidak berdasar. Saat ini, fokus kami adalah kesehatan Bapa Suci, pemulihannya, dan kepulangannya ke Vatikan. Itu yang utama," ujarnya dalam keterangan turtles resminya.