Sulawesinetwork.com – Sebanyak 17 dari 55 kepala daerah dari PDIP telah bergabung dalam retret Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (23/2) malam.
"Jam 9 malam, jumlahnya ada 17. Semua dari PDIP," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kompleks Akmil, Senin (24/2) pagi.
Tito menegaskan bahwa tidak ada arahan khusus bagi para kepala daerah ini, meskipun mereka baru bergabung setelah retret berlangsung.
Baca Juga: Kapolri Ajak Grup Band Sukatani Jadi Duta Polri: Ini Komitmen Kami
"Silakan bergabung dan segera menyesuaikan diri. Kenali teman-teman lain, ikuti materi dari narasumber, dan manfaatkan kesempatan ini untuk membangun jaringan dengan para menteri, gubernur, bupati, dan wali kota," ujar Tito.
Sementara itu, 38 kepala daerah PDIP lainnya dijadwalkan masuk ke Akmil pada siang hari.
Beberapa kepala daerah yang sudah hadir di Akmil antara lain Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana—putra dari Gubernur Jakarta Pramono Anung—serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Bupati Demak Eisti’anah. Mereka telah dibagi berdasarkan wilayah provinsi dan mengikuti kelas di dalam tenda.
Baca Juga: Baterai Badak, Ngebut 5G: Moto G45 5G Hadirkan Kombinasi Memukau
Sebelumnya, pada Sabtu (21/2), sebanyak 55 kepala daerah PDIP berkumpul di Magelang, namun belum langsung bergabung dalam retret Akmil. Mereka menggelar pertemuan di sebuah kafe di Magelang, dihadiri antara lain oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti, serta Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa Pramono Anung akan berdiskusi dengan DPP PDIP dan pemerintah mengenai keikutsertaan dalam retret Akmil, termasuk terkait instruksi penundaan keberangkatan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Keputusan akhir mengenai kapan seluruh kepala daerah akan bergabung dalam retret masih menunggu hasil komunikasi tersebut. (*)
