Sulawesinetwork.com - Sejumlah negara Barat, yang merupakan sekutu Amerika Serikat, secara mengejutkan mengumumkan rencana untuk mengakui kemerdekaan Palestina.
Pengumuman ini akan disampaikan dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kecaman global terhadap agresi Israel di Jalur Gaza.
Prancis menjadi negara pertama yang mendeklarasikan niat tersebut. Presiden Emmanuel Macron pada 24 Juli menyatakan bahwa pengakuan ini diperlukan untuk menghentikan perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil.
Baca Juga: Gubernur Sulsel Serahkan SK ke 6.624 PPPK Formasi 2024, Ingatkan Profesionalisme ASN
"Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi rakyat Gaza," tulis Macron.
Tak lama setelahnya, Inggris, Malta, dan Kanada menyusul dengan pengumuman serupa. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Selasa (29/7) menyampaikan bahwa pengakuan ini adalah upaya untuk menghidupkan kembali prospek solusi dua negara (two-state solution) yang dianggapnya "di bawah ancaman."
Perdana Menteri Malta Robert Abela juga mengatakan bahwa keputusan ini mencerminkan komitmen mereka untuk perdamaian abadi di Timur Tengah.
Baca Juga: Kabar Duka: Mantan Menag Suryadharma Ali Wafat di Usia 69 Tahun
Hal senada juga disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada Mark Carney pada Rabu (30/7), yang menyebut langkah tersebut penting untuk mempertahankan harapan solusi dua negara yang selama ini "terkikis di depan mata kita."
Langkah tegas ini merupakan respons terhadap protes global yang meluas terhadap Israel. Masyarakat dunia mengutuk keras Israel karena agresi yang telah menyebabkan krisis kelaparan akut di Gaza.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 100 warga tewas akibat kelaparan, mayoritas adalah anak-anak, dan lebih dari 900 ribu anak saat ini kelaparan.
Baca Juga: 212 Merek Beras di Pasaran Tak Sesuai Standar, Mentan Amran: Ini Mau Oplosan atau Apa Namanya
Meskipun Israel telah membuka jalur bantuan setelah mendapat kecaman, pasukan Zionis tetap menyerang warga sipil yang sedang menunggu bantuan. Jumlah korban tewas selama agresi Israel di Gaza kini telah menembus 60 ribu jiwa.
Menanggapi rencana pengakuan dari negara-negara Barat ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras.