Lebih lanjut, ia menyebut ada sekitar 50 pekerja yang kehilangan mata pencaharian akibat penghentian tersebut.
Dapur ini sendiri telah beroperasi sejak Februari 2025 dan rutin menyiapkan sekitar 3.500 porsi makanan MBG setiap harinya untuk sejumlah sekolah di Kecamatan Panakkukang.
Ratusan Siswa Kehilangan Akses MBG
Penutupan dapur juga berdampak pada siswa sekolah dasar yang menjadi penerima program MBG.
Kepala UPT SPF SD Negeri Tamamaung 1, Basora, mengatakan bahwa 383 siswanya kini tidak lagi menerima distribusi makanan bergizi.
"Kalau datang kita terima, tidak datang mau bagaimana lagi. Kami berharap ke depan kebijakan ini lebih terarah," ujar Basora.
Baca Juga: Kontroversi Calon Dirut PDAM Makassar: Mantan Direktur yang Baru Saja Dicopot Masuk Bursa Seleksi
Basora juga mengungkapkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya.
Pada Agustus lalu, distribusi makanan dari program MBG sempat terhenti selama dua pekan, sehingga pihak sekolah terpaksa meminta siswa membawa bekal sendiri dari rumah.
Pemberhentian Bersifat Sementara
Baca Juga: Cabor Bulutangkis, 14 daerah melaju ke Porprov Wajo Bone 2026, Bulukumba Absen
Sementara itu, Kepala UPT SPF SD Negeri Karuwisi 2, Fatmasanra, menyebut bahwa pihaknya menerima surat resmi dari BGN yang menyatakan penghentian operasional dapur dilakukan sementara.
"Ini menjadi pertanyaan. Mengapa ada arahan pemberhentian sementara, padahal program MBG merupakan ketentuan dari pemerintah pusat," ucap Fatmasanra.
Hingga kini, pihak sekolah masih menunggu kejelasan mengenai kelanjutan distribusi makanan bergizi bagi para siswanya. (*)