Ia terus membuktikan bahwa perempuan pun mampu menjadi pemain utama dalam sektor pertanian.
Lebih dari sekadar pengusaha, Nirfawana juga merupakan ibu luar biasa bagi keenam anaknya.
Baca Juga: Relokasi Pasar Cekkeng Kasuara: DPRD Bulukumba Gelar RDP, Pedagang Bersuara Lantang!
Dari hasil keringatnya di penggilingan padi, ia menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Peran gandanya sebagai ibu sekaligus pengusaha tak pernah membuatnya goyah.
Ia menjadi contoh nyata bahwa perempuan bisa menjalankan peran ganda dengan sukses menjadi pemimpin bisnis sekaligus fondasi kokoh bagi keluarganya.
Baca Juga: Angin Segar dari Washington: Tarif Trump 32% untuk Indonesia Ditunda, Negosiasi Berlanjut!
Namun ujian kembali datang ketika pandemi COVID-19 melanda.
Di penghujung 2024, usahanya mengalami krisis modal. Ia bahkan harus berhadapan dengan kenyataan pahit, mesin penggilingan padinya sempat dilelang akibat beban utang di salah satu bank milik pemerintah.
Tapi seperti biasa, Nirfawana tak tinggal diam. Ia bekerja keras, mencari solusi, hingga akhirnya berhasil membeli kembali mesin tersebut dari pemenang lelang.
Baca Juga: Khofifah Beri Santunan Duka Cita, Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Ketapang Terhibur
Kebangkitannya setelah kehilangan aset utama itu membuktikan satu hal, Hj. Nirfawana bukan perempuan biasa.
Nirfawani adalah lambang keteguhan, keberanian, dan semangat tanpa batas.
Sosoknya menjadi inspirasi bukan hanya bagi perempuan di Bulukumba, tapi juga bagi siapa saja yang sedang berjuang dari nol.***
