Komoditas seperti kopi di Aceh, pala di Sumbawa, kakao di Luwu Timur, dan mete di Sulawesi Tenggara menjadi contoh prioritas dalam strategi hilirisasi nasional yang harus dikawal secara serius.
“Kita akan petakan berdasarkan keunggulan komparatif, kemudian dikawal oleh HKTI. Sekarang Wakil Menteri Pertanian akan menjadi ketua HKTI, ini satu kesatuan tidak bisa terpisahkan mengawal program unggulan Presiden,“ ujarnya.
Baca Juga: Review Awal Nokia N75 Max 5G: Jawaban Nokia untuk Pengguna Power-User!
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI, Fadli Zon, menilai saat ini merupakan masa yang sangat baik bagi sektor pertanian, seiring dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menunjukkan keberpihakan kuat terhadap petani.
Berbagai kebijakan strategis dalam delapan bulan terakhir, seperti penghapusan utang petani bermasalah, peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah menjadi Rp6.500 per kilogram, serta penyaluran pupuk subsidi yang lebih tepat sasaran, menjadi bukti konkret dari komitmen tersebut.
Dalam kesempatan itu, Fadli menyatakan tidak akan mencalonkan diri kembali setelah dua periode memimpin HKTI. Ia menyampaikan dukungan penuh kepada Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, sebagai sosok generasi muda yang dinilai paling tepat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan organisasi petani seperti HKTI merupakan kunci utama dalam mendorong kemajuan pertanian nasional agar mampu bersaing di tingkat global.
“Di bawah kepemimpinan baru, HKTI akan semakin solid, petani semakin sejahtera, dan cita-cita swasembada pangan nasional dapat segera terwujud,” tutupnya. (*)