Sulawesinetwork.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pesan mendalam kepada 1.000 dai dan daiyah yang dikirim ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) serta imam diaspora Indonesia di Jerman, Australia, dan Selandia Baru untuk berdakwah selama Ramadan 1446 H.
Dalam acara Pembekalan dan Pelepasan Dai ke Wilayah 3T, Wilayah Khusus, dan Imam Diaspora Indonesia di Luar Negeri Tahun 2025, Rabu (26/2/2025), Menag mengingatkan agar para dai tidak terbuai oleh pujian dan tetap terbuka terhadap kritik.
"Orang yang puas dengan pujian sudah selesai, tetapi mereka yang terus dikritik akan berkembang. Orang besar adalah mereka yang menerima kritik dengan lapang dada dan bahkan berterima kasih kepada yang mengkritiknya. Tidurnya nyenyak, makannya enak, dan tidak menyimpan dendam," ujar Menag.
Baca Juga: Suara Mahasiswa Menggema, DPRD Bulukumba Janji Kawal RUU Perampasan Aset
Jangan Kejar Popularitas, Fokus pada Dakwah
Dilansir dari laman https://kemenag.go.id/, Menag juga menegaskan bahwa dakwah bukanlah panggung untuk mencari popularitas. Ia meminta para dai untuk tetap berfokus pada esensi dakwah, bukan ketenaran pribadi.
"Jangan mencari popularitas di tempat tugas. Dakwah harus dilandasi keikhlasan, bukan untuk mencari nama," pesannya.
Baca Juga: Kapolsek Bulukumpa Monitoring Harga dan Ketersediaan Sembako di Pasar Rakyat Tanete
Tiga Pesan Menag: Wudu, Doa untuk Orang Tua, dan Ibadah Sunnah
Selain itu, Menag menyampaikan tiga pesan utama bagi para dai agar dakwah mereka semakin berkah:
1. Menjaga Wudu
Menag menjelaskan bahwa wudu tidak hanya membersihkan fisik, tetapi juga menghapus dosa.
"Setiap tetes air wudu bertengger malaikat yang menghapus dosa-dosa kita. Bagi yang memiliki pandangan batin, air wudu itu tampak lebih hitam dari tinta karena membawa pergi dosa-dosa masa lalu," jelasnya.