“Berapa yang diserap sampai akhir tahun, kita lihat kan programnya bagus, harus kita dorong supaya jadi lebih bagus penyerapannya,” tambahnya.
Mantan Ketua Dewan Komisioner LPS ini juga mengungkapkan akan terus memantau penyerapan anggaran MBG sampai akhir Oktober 2025.
Dengan penyerapan 29 persen sampai saat ini, kata Purbaya diharapkan anggaran terserap akan makin optimal hingga akhir tahun 2025.
Baca Juga: Polres Bulukumba-Dinkes Latih Relawan Jelang Pengoperasian Dapur MBG Polri di Bulukumpa
Pengembalian Anggaran MBG oleh BGN: Proyeksi Dana Tak Terserap
Sebelumnya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengatakan bahwa alokasi dana APBN di MBG adalah Rp71 triliun dan dana standby Rp100 triliun.
“Tahun ini BGN menerima alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun, ditambah dana standby Rp100 triliun. Dari total tersebut, Rp99 triliun berhasil terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan kepada Presiden Republik Indonesia karena kemungkinan tidak terserap di tahun ini,” ujar Dadan dalam keterangannya kepada media pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Baca Juga: Sinergi Pemkab dan BAZNAS, Bupati Bantaeng Serahkan Bantuan ZIS ke Penerima Manfaat
Dadan juga membeberkan bahwa pemerintah menganggarkan MBG di tahun 2026 senilai Rp268 triliun dan membuatnya sebagai program dengan anggaran terbesar di Kabinet Merah Putih.
Dana cadangan MBG, kata Dadan akan disiapkan Rp67 triliun sehingga total pada tahun 2026, jatah APBN untuk mendukung program yang dimulai sejak 6 Januari 2025 itu mencapai Rp335 triliun.
Realisasi Penyerapan Anggaran MBG
Baca Juga: Inovasi Pangan Lokal: PKK Sinjai Gelar Lomba Cipta Menu B2SA, Sinjai Tengah Raih Juara I
Untuk realisasinya, Kemenkeu dalam konferensi pers APBNKita pada Selasa, 14 Oktober 2025 memaparkan bahwa anggaran yang terserap Rp20,6 triliun atau 29 persen per awal Oktober 2025.
Angka tersebut dari total anggaran Rp71 triliun yang dimiliki oleh BGN.
Penerima manfaat dengan dana tersebut adalah 31,2 juta dari target 82,9 juta orang.