Pasar Saham RI di Presdiksi Bangkit Pada Semester II 2025, Konsumsi Domestik Jadi Motor Utama

photo author
- Jumat, 5 September 2025 | 12:38 WIB
Ilustrasi indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan cerah pada Semester II di tahun 2025. (Unsplash.com/Annenygard)
Ilustrasi indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan cerah pada Semester II di tahun 2025. (Unsplash.com/Annenygard)

Sulawesinetwork.com - Prospek pasar saham Indonesia diprediksi akan semakin cerah pada paruh kedua atau Semester II pada 2025 hingga 2026.

Optimisme itu datang dari JP Morgan Indonesia yang melihat sejumlah faktor pendukung, mulai dari belanja pemerintah, stabilitas rupiah, hingga tren penurunan suku bunga global.

Head of Indonesia Research and Strategy JP Morgan, Henry Wibowo menuturkan gejolak eksternal masih membayangi di semester pertama 2025, seperti perang dagang dan ketidakpastian global, namun, ia menilai kondisi ke depan justru lebih menjanjikan.

Baca Juga: Ihwal 17 Plus 8 Tuntutan, Menteri Bahlil Sebut Respon Terukur Kunci Jawab Aspirasi Rakyat

“Katalis positif ekonomi Indonesia adalah belanja pemerintah yang kami ekspektasikan akan naik. Ketika belanja meningkat, konsumsi domestik juga terdorong sehingga pertumbuhan ekonomi akan ikut menguat,” ujar Henry dalam Media Briefing di Jakarta, pada Kamis, 4 September 2025.

Henry menambahkan, valuasi pasar modal Indonesia saat ini masih tergolong murah dibanding negara lain di kawasan.

Ia menyebut rasio price to earnings (PER) indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di level 12 kali, yang merupakan salah satu yang terendah di Asia Pasifik.

Baca Juga: Tersangka Pembakaran Kantor DPRD Sulsel dan Kota Makassar Bertambah, Polda Tetapkan 29 Orang

Meski laba korporasi pada tahun ini diproyeksikan terkontraksi sekitar 5 persen, JP Morgan memperkirakan situasi akan berbalik pada 2026.

“Tahun depan kami melihat rebound ke rentang 5 sampai 10 persen,” jelas Henry.

Kepala JP Morgan itu menilai, fundamental pertumbuhan laba tetap menjadi kunci.

Baca Juga: Sinergi Kuat PKS dan Pemerintah Kabupaten Barru: Siap Kawal Program Pembangunan

“Kalau perusahaan bisa tumbuh 50 persen dalam 3 tahun, investor rela membayar lebih mahal. Tapi tanpa pertumbuhan, momentumnya hanya sesaat,” tambah Henry.

Selain itu, arah kebijakan suku bunga juga dipandang sebagai katalis penting. JP Morgan memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 75 basis poin tahun ini, sementara Bank Indonesia berpotensi menurunkan BI Rate ke 4,25 persen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muh Akbar Syam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X