Sulawesinetwork.com - Isu pergantian Ketua Umum Partai Golkar kembali menyeruak di media sosial. Nama Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut Soeharto digadang-gadang akan menggantikan posisi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Namun, wacana tersebut langsung mendapat bantahan keras dari politisi senior Golkar Melchias Markus Mekeng, anggota DPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar di MPR RI.
“Saat ini Partai Golkar tidak sedang membahas pergantian kepengurusan, karena Pak Bahlil sedang melakukan konsolidasi partai. Jadi ini isu yang tidak berdasar,” tegas Mekeng, Kamis (21/8/2025).
Mekeng yang pernah menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar menilai, isu tersebut tidak relevan dibicarakan di tengah fokus partai melakukan konsolidasi internal.
Menurutnya, Partai Golkar memiliki mekanisme yang jelas dan harus dihormati oleh seluruh kader.
“Tidak perlu ditanggapi serius karena Partai punya AD/ART serta aturan main yang baku. Ini bukan era Cendana,” ujarnya.
Baca Juga: Immanuel Ebenezer akhirnya Dicopot dari Jabatannya Usai Jadi Tersangka KPK
Isu ini sebelumnya mencuat setelah M. Rafik Datuk Rajo Kuaso, kader Golkar sekaligus pemangku gelar adat Datuk Kepala Pasukuan, menyuarakan dukungan agar Tutut Soeharto memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
Menurut Rafik, ikatan historis antara Keluarga Cendana dan Partai Golkar tidak bisa dipisahkan dari perjalanan panjang partai.
“Keluarga besar Presiden Soeharto sudah menanamkan nilai, visi, maupun misi sejak pendirian Golkar. Karena itu Golkar jadi salah satu kekuatan politik besar,” ujar Rafik.
Baca Juga: Pasha Ungu Buka Suara soal Viral Sidang Tahunan MPR Diwarnai Aksi Joget Sejumlah Anggota DPR
Ia menambahkan, Tutut dinilai memiliki kapasitas, pengalaman politik, serta jaringan sosial yang luas untuk menyatukan berbagai faksi internal Golkar.
“Ibu Tutut bisa jadi jembatan generasi lama dan generasi baru Partai Golkar,” tegasnya.