Tak hanya itu, agenda profesionalnya yang tak kalah penting, yaitu panggilan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait Undang-Undang Penyiaran keesokan harinya, juga terancam batal. "Hilang semua itu," keluhnya.
Helmy Yahya menegaskan, maskapai harus memikirkan kepentingan dan kerugian penumpang yang terpaksa menanggung dampak delay.
Ia juga menyayangkan kurangnya transparansi dari pihak maskapai mengenai alasan penundaan.
"Saya nggak tahu alasannya delay karena tidak terbuka juga," ujarnya.
"Kalau alasannya cuma kurang penumpang atau kalau dilakukan jam sekian rugi, come on, nggak semua mikir untung rugi."
Pria yang dikenal dengan jargon "sepakat!" ini menutup videonya dengan pesan keras: maskapai yang akan bertahan di masa depan adalah mereka yang benar-benar memprioritaskan penumpangnya.
Keluhan dari tokoh publik seperti Helmy Yahya ini diharapkan bisa menjadi cambuk bagi maskapai untuk berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan demi kenyamanan dan kepercayaan penumpang.(*)