1. Kantor Koperasi: Sebagai pusat administrasi dan koordinasi seluruh kegiatan.
2. Kios Pengadaan Sembako: Menyediakan kebutuhan pangan sehari-hari dengan harga terjangkau.
3. Unit Bisnis Simpan Pinjam: Memfasilitasi akses permodalan dan penyimpanan dana bagi anggota.
4. Klinik Kesehatan Desa: Meningkatkan akses layanan kesehatan dasar di tingkat desa.
5. Apotek Desa: Memudahkan masyarakat mendapatkan obat-obatan dan alat kesehatan.
6. Sistem Pergudangan atau Cold Storage: Mendukung penyimpanan hasil panen dan produk lokal agar kualitasnya terjaga.
7. Sarana Logistik Desa: Memperlancar distribusi barang dan hasil produksi dari dan ke desa.
Baca Juga: Gebrakan Pendidikan Jabar: Kombinasi Didikan Ala TNI dan Larangan HP di Sekolah!
Fleksibilitas juga menjadi kunci. Wakil Menteri Koperasi, Ferry Joko Juliantono, menekankan bahwa koperasi di setiap desa memiliki keleluasaan untuk menambahkan unit usaha lain yang sesuai dengan potensi unik dan kebutuhan spesifik wilayah masing-masing. Ini akan mendorong kemandirian dan inovasi di tingkat lokal.
Untuk identitas dan pengelolaan yang profesional, Ferry Joko Juliantono juga mendorong para pengurus koperasi untuk segera mendaftarkan nama koperasi melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH), dengan mencantumkan nama desa sebagai identitas yang mudah dikenali.
Landasan Kuat: Inpres Nomor 9 Tahun 2025 dan Target Ambisius
Baca Juga: Sekolah Rakyat: Harapan Akar Rumput
Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih bukanlah gagasan yang muncul tiba-tiba. Inisiatif ini berakar kuat pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025.
Presiden Prabowo secara eksplisit menargetkan pembentukan 80.000 koperasi desa di seluruh Indonesia. Target ambisius ini bertujuan untuk memperkokoh ketahanan pangan nasional dan mewujudkan pemerataan ekonomi hingga ke pelosok desa.
Untuk mewujudkan visi besar ini, estimasi modal awal yang dibutuhkan berkisar antara Rp210 triliun hingga Rp350 triliun. Setiap desa diperkirakan membutuhkan alokasi anggaran antara Rp3 miliar hingga Rp5 miliar per tahun, yang akan disesuaikan dengan kondisi dan hasil asesmen di masing-masing daerah.