Sulawesinetwork.com - Keputusan mengejutkan perusahaan raksasa LG untuk mundur dari proyek baterai nikel terintegrasi di Indonesia menuai sorotan tajam.
Kekhawatiran akan potensi kerugian menjadi alasan utama LG menarik diri dari investasi yang sebelumnya dijanjikan senilai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 33,7 triliun.
Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo, mengungkapkan bahwa LG merasa diperlakukan tidak setara dengan produsen mobil listrik asal China, BYD Auto Co. Ltd, yang justru mendapatkan berbagai kemudahan untuk masuk ke pasar Indonesia di tengah perang dagang Eropa.
"LG mikir lagi, kalau mau investasi terus, pasarnya turun, kami tidak diperlakukan sama dengan teman-teman dari China," ungkap Drajad dalam diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada 24 April 2025.
Menanggapi batalnya investasi strategis ini, Pengamat Ekonomi dan Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin, memberikan pandangannya yang cukup mengkhawatirkan. Menurutnya, hengkangnya LG bisa menjadi sinyal negatif bagi iklim investasi di Indonesia.
"Kemarin kasus LG, batal (investasi) mungkin lebih baik lari ke negara lain," ujar Ferry dalam tayangan YouTube Rhenald Kasali yang dilihat pada Senin (28/4/2025).
Baca Juga: KPK Bongkar Kecurangan Akreditasi Sekolah! Mendikdasmen Gercep Lakukan Penelusuran
Lebih lanjut, Ferry meminta pemerintah Indonesia untuk tidak meremehkan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai barometer kepercayaan investor dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
"Jadi tolong, RI jangan anggap remeh indikator indeks harga saham gabungan (IHSG)," tegasnya.
Ferry kemudian menjelaskan potensi dampak negatif dari hilangnya investasi besar seperti dari konsorsium LG terhadap sektor lain, termasuk yang mungkin tidak langsung terlihat.
Baca Juga: Gebrakan Kemenkop! 80 Kopdes Merah Putih Percontohan Segera Diresmikan di Seluruh Indonesia
"Memang benar, petani itu tidak bermain saham, harga pangan stabil, tapi sampai di mana?" sebut Ferry. "Kalau dolar (investasi LG) itu ngacir atau pergi, bisa juga harga pangan ini goyang (terdampak)," tandasnya.
Peringatan dari Ferry Latuhihin ini menjadi alarm bagi pemerintah. Meskipun sektor riil seperti pertanian mungkin belum merasakan dampak langsung dari batalnya investasi LG.