Dalam acara tersebut, Hamzah memerankan sosok perempuan Jawa paruh baya lengkap dengan busana tradisional—berkebaya, memakai jarik, dan berkonde.
Karakter Raminten dikenal humoris, gemar menari dan menyanyi tembang Jawa, serta tampil dengan sanggul besar dan kacamata bulat.
Sosok inilah yang mencuri perhatian masyarakat dan kemudian menjadi inspirasi utama dalam membangun brand kuliner yang kini begitu melegenda.
Baca Juga: Helens Beroperasi Ilegal, Asrul Sani: Pemprov Sulsel Tidak Pernah Keluarkan Izin
Dari Layar Kaca ke Dunia Kuliner
Kesuksesan karakter Raminten di layar kaca membawa Hamzah Sulaiman untuk mendirikan restoran dengan konsep yang sama pada tahun 2008.
Ia mendirikan The House of Raminten di Jalan Faridan M. Noto No. 7, Kotabaru, Yogyakarta.
Restoran ini tidak hanya sekadar tempat makan, tetapi juga menjadi ruang budaya yang menghadirkan atmosfer khas Jawa.
Bangunannya menyerupai rumah tradisional dengan interior dari kayu, aroma dupa yang menenangkan, serta alunan musik gamelan yang mengalun lembut di seluruh ruangan.
Tak ketinggalan, patung Raminten di depan restoran menjadi spot ikonik bagi wisatawan.
Ciri Khas Budaya dalam Setiap Sudut
The House of Raminten dikenal karena menyuguhkan pengalaman menyeluruh, mulai dari nuansa visual hingga suasana yang diciptakan:
- Arsitektur & Dekorasi: Perpaduan rumah Jawa klasik dengan sentuhan modern.
- Patung Raminten: Representasi tokoh Raminten yang menjadi ikon visual restoran.
- Aroma Dupa & Musik Gamelan: Memberi atmosfer tenang, sakral, dan tradisional.
- Pakaian Pelayan: Seluruh staf mengenakan pakaian adat Jawa, seperti kebaya, jarik, surjan, dan blangkon.
- Area Lesehan: Disediakan bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana makan ala Jawa asli.