Ia menjelaskan bahwa kesalahan ini berakar dari interpretasi yang keliru terhadap aturan yang berlaku bagi kepala daerah.
"Saya yang salah, karena berasumsi. Seharusnya (saya) baca lebih detail," ungkapnya dengan nada penyesalan yang mendalam.
Baca Juga: Heboh Gaji PNS Naik 16 Persen Jadi Trending, BKN Akhirnya Buka Suara!
Lucky berdalih bahwa ia mengira izin ke luar negeri hanya diperlukan jika perjalanan dilakukan pada hari kerja.
Mengingat keberangkatannya ke Jepang terjadi dua hari setelah Hari Raya Idul Fitri, yang merupakan cuti bersama, ia merasa tidak perlu mengurus izin.
"Di kantor sudah tidak ada orang, kecuali aspri saya pribadi yang memang tidak dibiayai oleh negara. Dari situlah asumsi saya keluar, kantor tutup, gak ada orang. Ini hari cuti bersama. Saya pergi dan saya pulang sebelum kantor buka, ternyata itu salah. Itu sebabnya saya minta maaf," paparnya lebih lanjut.
Baca Juga: Prabowo Geram: Stop Kuota Impor Diskriminatif yang Cuma Bikin Kaya Segelintir Orang!
Dalam penjelasannya yang berulang kali menekankan kelalaiannya dalam memahami aturan, Lucky Hakim berharap permintaan maafnya dapat diterima dan polemik ini tidak berlarut-larut.
Ia juga berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi dirinya untuk lebih teliti dalam memahami dan mematuhi aturan yang berlaku sebagai seorang kepala daerah.
Dengan permintaan maaf terbuka ini, Lucky Hakim berusaha mengakhiri kontroversi dan kembali fokus pada tugasnya sebagai Bupati Indramayu.(*)
