Sulawesinetwork.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, baru-baru ini melontarkan kritik tajam terhadap kondisi perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam sebuah siniar di kanal YouTube Rhenald Kasali, Mahfud menyoroti adanya kemunduran nilai-nilai akademik yang ia kaitkan dengan kembalinya "ciri-ciri Orde Baru" di era pemerintahan saat ini.
Mahfud MD mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tren politisasi jabatan di universitas.
Baca Juga: Perjuangan Sang Pemimpin: Efek Samping Terapi Oksigen, Paus Fransiskus Harus Belajar Bicara Kembali
Ia menilai, pemilihan rektor dan dekan kini lebih didasarkan pada "cantolan" politik dan pembentukan tim sukses, bukan pada kemampuan dan rekam jejak akademik.
"Orang mau jadi rektor, mencari 'cantolan' ke pusat, membentuk tim sukses. 'Nanti kalau saya menang, kamu jadi dekan, jadi ini dan itu', sekarang sudah begitu," ungkap Mahfud.
Ia membandingkan kondisi ini dengan masa sebelum reformasi, di mana persaingan di dunia akademik lebih sehat dan didasarkan pada kompetensi.
Baca Juga: Haru dan Sukacita Sambut Kepulangan Paus Fransiskus, Mukjizat Doa di Balik Kesembuhan
Lebih lanjut, Mahfud MD menyoroti fenomena "sarjana tukang" yang menurutnya kembali marak.
Istilah ini merujuk pada individu yang memiliki gelar akademik, namun tidak memiliki integritas dan kompetensi yang memadai.
Ia mengaitkan hal ini dengan praktik jual beli gelar dan ijazah yang semakin merajalela.
"Sekarang sudah banyak, masa kini sarjana tukang itu muncul lagi. Jual beli gelar, jual beli ijazah, dan sudah tidak tahu malu lagi, antara yang membeli maupun yang menjual," tegas Mahfud.
Mahfud MD menyayangkan merosotnya kewibawaan akademik di Indonesia.