Sulawesinetwork.com - Presiden Prabowo Subianto mengundang Ray Dalio, investor ternama asal Amerika Serikat, bersama sejumlah pengusaha besar Indonesia dalam diskusi strategi mengenai pengelolaan investasi nasional.
Pertemuan yang diadakan di Istana Kepresidenan pada Jumat 7 Maret 2025 ini menyoroti pentingnya masukan dari berbagai pihak untuk memperkuat Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Dalam berbagai hal, Prabowo menekankan bahwa kritik konstruktif dan pengalaman para pelaku bisnis sangat diperlukan dalam menjalankan Danantara.
Baca Juga: Sejarah Minyakita: Dari Solusi Rakyat Jelata Menjadi Polemik yang Tak Berkesudahan
“Kami selalu memerlukan nasihat-nasihat kritis dan juga keberanian untuk belajar dari satu sama lain,” ujar Prabowo pada pertemuan tersebut.
Para pengusaha ternama yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Chairul Tanjung, James Riady, Tomy Winata, Hashim Djojohadikusumo, serta beberapa tokoh penting di sektor bisnis dan investasi.
Tak hanya itu, pertemuan ini juga dihadiri oleh pejabat pemerintah seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Warga Bekasi Dikunjungi Prabowo di Tengah Banjir: Sampai Dua Hari Gak Hilang Senangnya!
Danantara dirancang sebagai instrumen pengelola investasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing aset negara.
“Kita ingin memastikan bahwa aset-aset Indonesia dikelola sebaik mungkin, dengan prinsip kehati-hatian dan transparansi,” kata Prabowo.
Salah satu poin utama yang dibahas dalam pertemuan nasional ini adalah bagaimana Danantara dapat menjalankan strategi investasi yang sejalan dengan kepentingan ekonomi.
Baca Juga: Mega Korupsi Mengintai PLN: Proyek PLTU Mangkrak, Negara Rugi Triliunan!
Prabowo menekankan bahwa efisiensi dalam pengelolaan aset harus menjadi prioritas agar Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Ray Dalio, sebagai salah satu investor terkemuka global, memberikan wawasannya mengenai bagaimana sebuah badan pengelola investasi dapat bekerja secara optimal.