Sulawesinetwork.com - Kota Bekasi kembali dirundung duka. Banjir dahsyat setinggi 3 meter melanda Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, pada Selasa, 4 Maret 2025, mengulang tragedi serupa yang terjadi pada tahun 2020.
Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Maruarar Sirait, atau yang akrab disapa Ara, langsung turun tangan, menawarkan solusi relokasi sebagai opsi utama untuk mengakhiri penderitaan warga yang terus berulang.
Ara, yang meninjau langsung lokasi banjir dan posko pengungsian di gudang BNPB pada Rabu, 5 Maret 2025, menyatakan bahwa relokasi ini telah dibahas intensif dengan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.
Baca Juga: Hindari Kebocoran, BGN Gandeng KPK untuk Awasi Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Kota Bekasi bahkan telah menyiapkan lahan potensial di Pasar Bintara.
"Tanahnya sudah ada, punya kota," ungkap Ara, "Nanti kalau cocok, kita bangunkan. Supaya ada solusi permanen."
Namun, Ara menekankan bahwa relokasi bukan sekadar memindahkan rumah, melainkan memindahkan kehidupan.
Baca Juga: Mau Tukar Uang Baru untuk THR? Simak Jadwal dan Cara Penukarannya!
Ia belajar dari pengalamannya merelokasi warga korban banjir di Flores Timur, NTT, bahwa pendekatan humanis dan dialog mendalam dengan masyarakat adalah kunci keberhasilan.
"Kita harus mengajak masyarakat berdiskusi, mendengarkan aspirasi mereka, karena ini menyangkut kehidupan mereka: sekolah anak-anak, pasar tempat mereka berbelanja, tempat ibadah mereka," jelas Ara. "Kita akan ajak mereka berdiskusi dengan baik-baik, mungkin dalam satu atau dua hari ke depan."
Ara juga menyoroti pentingnya sosialisasi yang tepat.
Baca Juga: Nokia N75 Max 5G: Kamera 200MP dan Baterai 7100mAh, Koneksi Kuat!
"Kita perlu menyampaikan informasi dengan baik-baik, menjelaskan keuntungan dan kerugian relokasi, serta menjawab semua pertanyaan dan kekhawatiran warga," tambahnya.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyambut baik tawaran Menteri Ara dan berkomitmen untuk bekerja sama dalam mewujudkan relokasi yang manusiawi dan berkelanjutan.