Ia menegaskan bahwa keberadaan tokoh nasional dalam struktur Danantara bertujuan untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi lembaga ini.
"Ya kan lembaga ini dibentuk dengan akuntabilitas transparansi yang luar biasa dan untuk menjaga akuntabilitas transparansi yang luar biasa itu agar bisa juga comply dengan Santiago Principle, maka dibutuhkan orang-orang yang berintegritas tinggi, tokoh-tokoh bangsa sebagai bagian dari penasihat lembaga ini," tutur Hasan.
Baca Juga: Sertifikat Retret Kepala Daerah yang Ikut Sejak Hari Pertama dan yang Datang Terlambat Diisi Berbeda
Peresmian Dihadiri Para Mantan Presiden
Dalam acara peluncuran Danantara, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) turut hadir dan duduk bersama Presiden Prabowo Subianto.
Hasan mengonfirmasi bahwa keduanya juga diajak untuk menjadi penasihat bagi Badan Pengelola Investasi Danantara.
Baca Juga: Prabowo: Danantara Harus Bisa Diaudit Setiap Saat oleh Siapapun
"Nanti mantan-mantan Presiden itu nanti akan diajak untuk menjadi penasehat (Danantara)," ujar Hasan dalam keterangannya kepada publik.
Menurut Hasan, alasan keterlibatan para mantan Presiden adalah untuk memastikan lembaga ini dikawal oleh figur-figur yang berintegritas tinggi dan memiliki kecintaan yang besar terhadap Indonesia.
"Agar lembaga ini betul-betul dikawal, dijaga oleh figur-figur yang penuh integritas dan memang cinta Indonesia," tegas Hasan.
Baca Juga: Momen Prabowo Ucapkan Bismillah Sebelum Tandatangani Keppres Dewas dan Badan Pelaksana Danantara
Struktur Kepemimpinan Danantara
Dalam kesempatan yang sama, Hasan Nasbi juga mengungkap bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan dipimpin oleh Rosan P. Roeslani sebagai Kepala Danantara.
Baca Juga: Sri Mulyani Diminta Kepala Daerah Optimalkan Anggaran APBN dan APBD di Tengah Efisiensi
Rosan akan dibantu oleh dua tokoh lainnya, yaitu Pandu Sjahrir sebagai Kepala Holding Investasi dan Dony Oskaria sebagai Kepala Holding Operasional.