Dalam temuan itu, BMKG juga menyatakan kalau kedua bibit siklon itu terpantau menjauhi Indonesia, namun masih mungkin untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 2 hingga 3 hari ke depan.
Selain Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S, BMKG juga mengidentifikasi Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia, yang berkontribusi terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.
Prediksi cuaca ekstrem, hujan lebat bersama dengan kilat/petir dan angin kencang
Baca Juga: Sering Gagal Daftar KIP Kuliah? Ini Kesalahan yang Harus Dihindari
Dwikorita mengungkapkan bibit siklon ini perlu diwaspadai di wilayah Papua yang berpeluang dilanda hujan ekstrem.
Prediksi intensitas hujan juga akan meningkat terjadi di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Sama seperti NTT dan NTB, beberapa wilayah di Pulau Jawa seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, juga diprediksi mendapat pengaruh tidak langsung.
Baca Juga: Mau Ambil Kedokteran? Cek Apakah KIP Kuliah 2025 Bisa Menanggungnya
Kemudian untuk wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi juga dapat mengalami peningkatan curah hujan.
Dwikorita sebut BMKG akan memberikan informasi kapan hujan turun untuk antisipasi bagi masyarakat
Masih dalam konferensi pers tersebut, Dwikorita mengajak masyarakat untuk tidak berada di area bantaran sungai saat mendung mulai datang.
“BMKG memberikan informasi hujannya akan mulai jam berapa sampai jam berapa sehingga bisa merencanakan akan kapan harus meninggalkan bantaran sungai atau menjauh dari sungai,” ujarnya.
Selain banjir dari arus sungai, Dwikorita juga mengimbau masyarakat menjauhi area lereng yang rawan longsor.
“Saat cuaca mulai mendung, semakin gelap, bahkan gerimis, segera menjauh dari lereng, cari tempat yang datar dan jauh,” tambahnya.(*)